Penjaga Hati
Angin masih menemani Tifany, ombak pun terdengar menderu. Rambutnya yang tergerai disapa lembut oleh angin. Ia masih juga terduduk di atas batu besar itu, sebuah susunan batu layaknya tanggul yang… Read more »
Angin masih menemani Tifany, ombak pun terdengar menderu. Rambutnya yang tergerai disapa lembut oleh angin. Ia masih juga terduduk di atas batu besar itu, sebuah susunan batu layaknya tanggul yang… Read more »
“Dia tinggal dimana? Nomor hapenya berapa? Paling suka makan apa? Berapa bersaudara?” Keysha terus mendesak Rini dengan berbagai pertanyaan tentang seseorang. Rini pun menjawab semampunya mengenai apa yang diketahuinya. Keysha… Read more »
Dari seorang yang Bukan Mahasiswa Kepada Ketua BEM Aku tahu, surat ini hanya menganggu kesibukanmu. Aku pun tahu surat ini tak penting bagimu. Mungkin kertas-kertas ini telah terhempas sebelum kau… Read more »
Ada sesuatu yang menggeltik hingga membuatku tertarik untuk kembali mengedit cerpen lama ini. Semilir angin berhembus, ombak lautan menderu, menjilat-jilat bibir pantai, berperan sebagai soundtrack malam yang gulita. Bintang menyebar… Read more »
Selamat pagi kampus. Pagi yang gerah walaupun sang fajar masih malu-malu muncul di antara awan yang berarak. Mentari pagi itu membiaskan harapan dengan cahayanya yang lembut. Tapi sering kali ia… Read more »
Shogun itu terparkir manis di depan bengkel, aku mendekatinya, menatapnya dengan seksama. Warna kuning sebagai identitasnya masih terpoles di body nya. Ia pun tersenyum padaku dan mengisahkan byk cerita. Kenangan… Read more »
Saya lagi iseng browsing dengan keyword “Cerpen Mahasiswa”, lagi cari inspirasi bagaimana mahasiswa menuangkan ideologinya dalam sebuah cerpen. Dan betapa kagetnya saya saat membuka halaman http://cerpenkita.site40.net/mahasiswa-dan-sendal-jepit.html\ dan http://www.liputankita.com/cerpen-liputankita/mahasiswa-dan-sendal-jepit-berita-liputankita.html Disana cerpen… Read more »
Aku rindu. Sangat rindu. Bahkan lebih, hingga aku tak mampu menemukan padanan yang cocok untuk itu. Bayanganmu terus saja menghantuiku. Membawa bola kenangan satu-satu. Mengusik kalbu. Membuatku tersadar bahwa aku… Read more »
“Heh, kenapa pakai sendal jepit masuk kuliah? Keluar kamu!” “Apa salahnya jika saya masuk memakai sendal jepit Pak?” Mahasiswa itu tampak gerah ketika dosen mengusirnya. “Tidak sopan!” “Hah! Tidak sopan?… Read more »
Akhirnya aku menginjakkan kaki di tempat ini. Kabupaten Soppeng, kota kalong. Daerah kelahiranmu yang sangat engkau banggakan. Melalui sms, telepon bahkan ketika kita bertatap muka secara langsung saat kau mengunjungiku… Read more »