Lalu?
Diam… Bisu? Senyum… palsu? Sepi… kesepian? Sedih… menyedihkan? Marah… kenapa? Tangis… gunanya? Mereka… mengertikah? Sabar… sanggup?
Diam… Bisu? Senyum… palsu? Sepi… kesepian? Sedih… menyedihkan? Marah… kenapa? Tangis… gunanya? Mereka… mengertikah? Sabar… sanggup?
Dimana harus ku cari dan ku cari Ku sudah tak mampu dan tak mampu lagi Melihatmu terkulai tidak berdaya Berjalan gontai dan tundukkan kepala Kemana ku cari senyummu dan sinar… Read more »
Hehe..mmg bgtu kl msh gadis..dag d pikr pi masa dpn..ingatko nar..msh pjg prjalananmu..utk prthnkan smua krj mu kw bth badan yg kuat spy ttp bs eksis..jngkw paksa drmu..skl2 berdamai deh… Read more »
Kata itu lagi ngetrend di milis panyingkul!, beberapa diantara anggota milis mengaku mengalaminya. Dan sepertinya saya pun mengalami hal yang sama. Buktinya, sudah tiga jam saya menghadapi monitor ini, namun… Read more »
Untukmu yang tidak juga mengerti… Aku tak tahu harus mengatakan apa lagi agar kau mengerti kalau saat ini aku hanya butuh ‘ketenangan‘, tetapi meski sudah berulang kali ku katakan, kau… Read more »
Di kerendahan yang tinggi, kecaplah kepahitan yang manis, lihatlah kengerian yang indah, hingga peristiwa menjadi hikmah… Sebulan terakhir ini perusahaan tempat saya bekerja mengalami perubahan terhadap manajemen keuangan, internet dihapuskan… Read more »
… Dulu kita sahabat Teman begitu hangat Mengalahkan sinar mentari Dulu kita sahabat Berteman bagai ulat Berharap jadi kupu-kupu Kini kita melangkah berjauh-jauhan Kau jauhi diriku karna sesuatu Mungkin ku… Read more »
Rasanya tidak mau balik ke rumah. Tapi entah mau kemana lagi. Pun saya yakin, orang di rumah sudah mencariku, jam segini belum juga pulang. Sejak tadi siang, saya keluyuran tidak… Read more »
Takut. Rasa ini tiba-tiba saja hadir lagi. Seakan-akan ada hal yang mengerikan akan terjadi beberapa waktu ke depan. . Seperti pikiran “apakah oksigennya akan cukup?” sesaat ingin melakukan penyelaman. Seperti… Read more »
Tiba-tiba saya mengingat satu pertanyaan yang saya ajukan dahulu ketika fieldtrip di Bira, Bulukumba, untuk mata kuliah Geologi Tata Lingkungan. “Pak, apa maksudnya kata-kata: ‘tegar bagaikan karang’?”