Judul buku : Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia
Pengarang : Dr. Aziz Syamsuddin
Penerbit : RM Books PT Wahana Semesta Intermedia
Tahun Terbit : 2008
Edisi : Cetakan pertama
Tebal buku : 200 halaman
ISBN : 987-602-8075-11-4
Sejuta krisis yang menggambarkan keadaan Indonesia bisa saja terucap dari lidah dalam menghadapi kehidupan bangsa yang semakin penat. Kita membutuhkan perubahan dan untuk itu dibutuhkan “agen-agen perubahan”. Dan Aziz Syamsuddin, penulis buku ini, membangun sebuah pemahaman bahwa yang paling layak untuk menjadi agen perubahan adalah kaum muda dari bangsa ini.
Penulis mengawali tulisannya dengan memaparkan sejarah pergerakan pemuda. Sejak abad 19, saat bangsa ini mengenal momen kebangkitan nasional. Penulis kemudian melanjutkan ceritanya selang beberapa dasawarsa, tepatnya pada tahun 1928, dimana kaum muda mengguncangkan sejarah dengan mendeklarasikan sumpah pemuda. Kiprah pemuda dalam sejarah dilanjutkan pada era proklamasi dimana peran pemuda sangat kuat dalam deklarasi kemerdekaan bangsa. Kekuatan intervensi asing yang menyebabkan kekacauan dibidang politik dan ekonomi pada tahun 1966 di Indonesia kembali melantangkan suara pemuda. Dan Aziz Syamsuddin menutup perjalanan sejarah kiprah pemuda dengan memunculkan aksi pemuda dalam menumbangkan Orde Baru pada tahun 1998.
Bab berikutnya ia menyajikan suatu refleksi mengenai berbagai permasalahan bangsa. Penulis memaparkan perubahan-perubahan terhadap tatanan politik di setiap era. Refleksi ekonomi menjadi pemaparan selanjutnya dimana utang luar negeri menjadi penyebab krisis ekonomi yang dialami bangsa hingga hari ini. Pendidikan sebagai sarana untuk mencetak generasi yang lebih baik rupanya tak elak dirundung masalah. Menurut Aziz, salah satu kondisi yang memperburuk system pendidikan adalah berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk badan hukum. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya terhadap pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Dan permasalahan terakhir terkait dengan penegakan hukum di Indonesia yang masih ‘tebang pilih’.
Dalam menjawab permasalahan bangsa tersebut, penulispun mengajukan solusi dengan membangun kapasitas diri, membangun kepekaan sosial, membangun strong leadership, membangun sinergita antar pemuda, optimalisasi OKP dalam kaderisasi pemuda dan membangun efektifitas KNPI sebagai organisasi pemuda. Sayangnya, organisasi kemahasiswaan sebagai bagian yang tidak terelakkan di setiap era perubahan, yang kini mempunyai banyak masalah serius, tidak terlalu dipaparkan dalam buku ini.
Tulisan-tulisan dalam buku ini mengalir sangat lancar dan terstruktur. Tidak sulit untuk mengikuti alur pemikirannya karena ide-ide yang tertuang dalam buku tersebut adalah ide-ide yang telah banyak dipaparkan sebelumnya dalam buku yang lain. Dengan berbagai literature dan kapasitas penulis sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009, ia tak perlu lagi diragukan.
Tetapi saya merasa risih, dalam kepasitas intelektualnya tersebut ia malah terlihat ‘norak’ dengan menuliskan namanya dengan title yang panjang. Dr. H.M. Aziz Syamsuddin, SE, SH, MH, MAF (untung belum ada Alm). Penulis nama yang terlampau panjang tersebut bagi saya hanya sebagai usaha narsis belaka mengingat buku ini bukan merupakan buku materi tekstual parsial disiplin ilmu tertentu, melainkan sebuah buku popular semata. Membaca biografinya membuat saya sedikit berpikiran negatif, jangan-jangan buku ini sengaja diterbitkan untuk menunjukkan diri agar kembali terpilih sebagai anggota dewan. Mudah-mudahan tidak begitu.
Namun, secara keselurhan ajakan Aziz Syamsuddin agar pemuda melakukan perubahan patut diapresiasi. Pemuda Indonesia, mampukah kalian menjawab tantangan ini???
etapi saya merasa risih, dalam kepasitas intelektualnya tersebut ia malah terlihat ‘norak’ dengan menuliskan namanya dengan title yang panjang. Dr. H.M. Aziz Syamsuddin, SE, SH, MH, MAF
ahh itu bukan ‘norak’ tawwa.. ko nda tau kahh.. demi mendapat titel itu dy udah bayar mahal2 untuk kuliah.. masa nda dipasang titel na.. khan eman.. udah mahal2 malah disembunyiji titel na hihihi
hohoho.. tapi menurut saya banyak titel itu bisa menambah daya jual buku..