Meski sempat mencampakkan keluarga beberapa waktu yang lalu, namun akhirnya aku sadar, keluargakulah yang paling peduli denganku. Perubahan raut wajahku, perubahan fisikku, kegembiraan, kesedihan, hingga hal yang kecil seperti ulang tahunku.
Jauh-jauh hari sebelum hari H, mereka sudah mengingatnya.
Sepulang dari raker mapala09, jam 3 sore, aku di sambut dengan air segayung (ulang tahun jaman kapan neh?). otomatif, aku berlari sekencang-kencangnya (daripada basah). – tapi seru juga…
Setalang kue coklat lalu menyambutku (kandungan kimiawi coklat mengandung zat yang menciptakan kesenangan), suasana hati yang semula bt, berubah jadi senang…
Dan harus kukatakan inilah keluargaku…, bukan komunitas yang hanya menggunakan label “kekeluargaan…”
aku tak pernah invisible di hadapan mereka, meski aku bungkam seribu bahasa….
Pingback: Inart's Story - Pelukan -