Pelukan

      Tak ada komentar pada Pelukan

pelukan ibu
Saat hati terasa sangat lelah. Badan terasa lunglai. Raga begitu letih. Tertatih. Ada yang bergejolak namun tak bisa terungkapkan. Ada yang bergelora tapi tak ingin tersampaikan. Entah itu marah, sedih atau kecewa. Kekuatannya menggorogoti seluruh jiwa. Menguras energi dan membakar emosi. Saat itu, aku tak butuh yang lain. Aku hanya butuh satu, pelukan.

Saat semangat kembali memudar. Energi sayup-sayup tertutup kabut. Jiwa seperti mengawang. Berbagai rintangan terasa sulit untuk terlewatkan. Aneka halangan sangat susah untuk dielakkan. Terseok-seok untuk bangkit kembali setelah jatuh berkali-kali. Tertatih bangun setelah terpuruk berulang kali. Saat itu, aku tak butuh yang lain. Aku hanya butuh satu, pelukan.

Saat yang tersisa tinggal air mata. Menetes satu demi satu. Dikala sumber daya yang lain telah habis. Jiwa pun terasa mengering. Badan pun terus bergetar menahan. Emosi seperti menggondok di leher. Pikiran seperti memenuhi kepala. Dan kelopak mata tak lagi mampu menampung aliran yang akan tumpah. Saat itu, aku tak butuh yang lain. Aku hanya butuh satu, pelukan.

Saat raga mulai mengirimkan sinyal buruk. Semua penyakit kembali kambuh. Kepala seakan berputar. Leher menegang. Perut tak karuan. Saat itu, aku tak butuh yang lain. Aku hanya butuh satu, pelukan.

Dan pelukan paling hangat adalah pelukanmu, Ibu.

Baca Juga: Keluarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.