Asisten Saja

      1 Komentar pada Asisten Saja

Beberapa minggu terakhir saya sibuk dengan pekerjaan yang baru, hmm… mungkin lebih tepatnya kegiatan yang baru. Akhirnya saya diterima menjadi Asisten Ahli Perencanaan Partisipatif pada program Neighborhood Development untuk kelurahan Kalukuang.

Saya mengikuti tes pada awal Juni yang lalu, namun hinggu Juni berakhir dan bulan berganti Juli, kabar itu tak kunjung datang. Padahal sebelumnya saya mendengar kabar bahwa pertengahan Juni akan ada pelatihan khusus untuk tenaga ahli. Pikirku, mungkin saya tidak diterima.

Pertengahan Juli, kabar itu pun datang tepat disaat saya mulai menyusun rencana untuk keluar dari Makassar. Tiba-tiba ahli perencanaan yang terpilih mengirimkan sms kepada saya agar menghadiri rapat. Saya pun ke sekretariat dan bingung harus melakukan apa. Mereka membicarakan hal yang tidak saya mengerti. Saat itu saya hanya mengamati setiap orang yang ada di ruangan itu satu persatu dan menggambar sketsa wajahnya di bukuku, ah… betul-betul kurang kerjaan.

Pada saat itu, saya pun bertemu dengan teman kuliahku dulu. Dia terpilih sebagai tim ahli di Kelurahan Mattoangin. Dari dia saya mendengar kabar bahwa sebenarnya Kelurahan Kampung Buyang, tempat saya juga mengikuti tes saat itu, ingin memilih saya. Sayangnya menurut mereka, saya sudah terlanjur terpilih sebagai Asisten di Kelurahan Kalukuang. Sebenarnya ada sedikit kekecewaan saat itu apalagi melihat foto-foto pelatihan ada beberapa orang temanku disana. Tapi saya menerima dengan ikhlas, saya yakin pilihan itulah yang terbaik bagi saya, walaupun mereka mengganggap saya bodoh yang lebih memilih menjadi asisten saja.

Saya mengatakan ini hanya kegiatan bukan pekerjaan karena pada dasarnya ini tidak terlalu sulit. Pekerjaan ini tidak menuntut untuk masuk jam 8 dan pulang jam 5. Jam masuknya bisa saja dari jam 2 atau jam 4 hingga magrib, mungkin juga malam setelah isya hingga selesai. Tim ahli tidak harus berpikir keras untuk menuangkan ide, dia hanya sebagai drafter yang menuangkan segala ide dari masyarakat.

Kendalanya hanya dari pribadi saja. Pertemuan yang hampir setiap hari menuntut saya harus mengeluarkan ongkos transportasi yang lumayan banyak, padahal keadaan ekonomi saya masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Gaji pekerjaan ini bersifat termin dan akan dibayar setelah pekerjaan tertentu telah selesai. Termin pertama sebenarnya sudah keluar tapi mungkin saya belum berhak mendapatkannya. Dan sudah cukup lama saya malu meminta uang sama Ibu dan Etta. Sehingga saya pun harus mencari jalan untuk menutupi ongkos transportasi tersebut. Bahkan kadang-kadang saya harus menempuh jalan kaki yang agak jauh.

Kendala lainnya adalah laptop. Hingga hari ini saya belum juga mampu membeli barang ini. Padahal kegiatan ini mengharuskan saya banyak menggambar pada software GIS dan memperlihatkan kepada beberapa orang. Syukurlah ada teman yang berbaik hati meminjamkan laptopnya, tapi sampai kapan saya meminjamnya terus?

Pasti semua ini sudah diperhitungkan Tuhan sehingga saya terpilih sebagai asisten saja.

1 thought on “Asisten Saja

  1. Billy

    yup tetapq zmangat coz semuanya indah pada waktunya 😀
    thanks yach infonya seputar lintas.
    dengar2 mapala 09 dari Binaiya. salut dan slmt bwt kawan2 🙂

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.