Setelah sempat hampir batal, akhirnya kesampaian juga ikut Temu Akbar Uploadkompakan 2017. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa hadir disini. Meskipun saat disana kurang enak badan, tetapi ini jadi salah moment terindah dalam berkomunitas. Bisa dapat saudara dari berbagai daerah. Bukankah silaturahmi, akan memperpanjang umur?
Uploadkompakan
Sudah 3 tahun saya ikut komunitas ini. Komunitas uploadkompakan yang ada di instagram. Komunitas yang setiap hari memberikan tema untuk kita potret. Berbeda dengan komunitas foto lain, disini ada rules yang harus kita ikuti. Rules yang jarang ada di perkumpulan fotografi. Seperti, tidak boleh memperlihatkan anggota tubuh manapun selain jari. Termasuk tidak boleh menampakkan kaki meski berkaus kaki. Tidak boleh ada unsur pornography, sara, miras dan rokok. Tidak memasukkan unsur patung, boneka, hewan kecuali lauk pauk yang sudah diolah sehingga tidak sempurna lagi bentuknya.
Berawal dari kebosanan di rumah saat Eci belum cukup setahun. Saya suka buka-buka foto di instagram. Beberapa teman yang saya follow, ternyata ikut di komunitas ini. Kepo, saya pun mengikuti akun uploadkompakan tersebut. Melihat foto-foto yang keren setiap hari, membuat saya jadi minder dan tidak pede untuk ikut setoran. Saya hanya menggunakan kamera handphone. Tetapi akhirnya pada suatu hari di pertengahan bulan september 2014 saya pun memberanikan diri untuk ikut. Pede saja, karena ini bukan kompetisi.
Sejak saat itu saya menikmati hari-hari di rumah dengan memikirkan mau foto apa dan bagaimana. Tema di malam hari adalah sesuatu yang sangat saya nantikan. Cari inspirasi di pinterest hingga ber-DIY agar bisa ikutan tema yang sesuai. Berawal dari situ juga saya akhirnya ketemu teman-teman di Makassar yang mengikuti akun itu. Kamipun membuat Kompakers Makassar. Salah satu komunitas favorit diantara beberapa komunitas yang saya ikuti.
Uploadkompakan tidak hanya menghilangkan kejenuhan sebagai ibu rumah tangga. Tetapi juga membuatku menemukan minat yang telah lama terpedam karena keterbatasan gadget. Keterbatasan yang akhirnya membuatku menemukan kekuatan baru. Dan juga sumber penghasilan yang baru. Alhamdulillah.
Baca Juga: Kompakers Makassar
Hampir Batal
Temu Akbar Uploadkompakan ini sebenarnya sudah direncanakan saat ulang tahun ke 2, tahun lalu. Masih sebatas wacana. Tapi disambut baik yang lain. Terutama di grup bulur (bu lurah, kumpulan ketua kompakers tiap daerah). Sejak saat itu, saya sudah berniat mau ikut. Sudah menabung. Tapi renovasi rumah, membuat ada beberapa pengeluaran yang cukup besar. Apalagi sebulan sebelum acara ada pengeluaran tak terduga untuk Ibu. Ya sudah, saya pasrah saja tidak ikutan. Pertemuan berikutnya saja, kalau masih ada.
Alhamdulillah, rejeki tak terduga datang. Saya dapat beberapa tawaran job, dengan nilai yang lumayan. Ditambah lagi, dinyatakan menang lomba blog. Hadiahnya pun lumayan. Seminggu sebelum acara, saya baru memutuskan untuk ikut.
Baca Juga: DIY Homedecor menggunakan Semen Bosowa
Temu Akbar Uploadkompakan 2017
Tanggal 30 September 2017, acara Temu Akbar Uploadkompakan 2017 pun terselenggara. Berlokasi di Takes Hotel & Mansion, Kebon Sirih, Jakarta. Saya, Mbak Lysa, dan Mbak Sylvie sudah janjian untuk datang lebih pagi. Kebetulan kami sekamar. Sarapan dulu, lalu registrasi. Harapannya bisa dapat talenan mini dari Banyu Corner. Hanya tersedia 83 saja. Alhamdulillah kami bertiga dapat.
Pukul 9 acara pun dimulai. Gea Rejeki (mantan bulur Jakarta) dan Busha (Bulur Bali) yang jadi MC nya. Lalu dilanjutkan sambutan dari kak Eci Sofwan. Founder Uploadkompakan. Beliau mengaku tidak menyangka, komunitas yang dibuatnya bisa sebesar ini dan menghadirkan member dari berbagai daerah.
Ada banyak acara seru terselenggara hari itu. Mulai dari seminar dan workshop Fotografi dari salah satu brand ambasador Fuji Film, Dewandra Djelantik. Workshop dari komunitas Vosfoyer, yang membagi trik memotret keren berbekal smartphone. Diwakili Edi Hartono Liem sebagai pengajar. Penyuka craft pasti tidak akan ketinggalan workshop melukis pouch dari Idekuhandmade. Juga ilmu yang bergizi dari CEO Jouska Financial, Aakar Abyasa yang membantu cara pengelolahan finasial rumah tangga.
Aneka Bazar
Selain rangkaian acara seminar, juga ada bazar di lobby. Bazar ini diisi oleh-oleh dari berbagai kue yang sedang hits saat ini. Ada Bandung Makuta, Gigiet Cake dan Medan Napoleon. Berbagai kue dari Jannah Corp ini menyelenggarakan Photo Challenge. Renny Asti, salah satu bulur yang dulu menetap di Qatar sudah men-styling kue-kue kekinian itu. Kita tinggal jepret saja. Hadiah challenge photonya lumayan, logam mulia.
Selain itu, ada juga stand photo props yang keren-keren. Seperti Nuanza Porcelin dan Banyu Corner. Ada pula Moz5 Salon, snack non-gluten Smailer Chips, Dapur Kobe, Indomie Cake dari TOT cake dan modest wear dari Zizara. Peserta juga bisa konsultasi tentang finansial di booth Jouska.
Silaturahmi
Bagi saya, yang paling membuat Temu Akbar Uploadkompakan 2017 ini seru, karena bertemu banyak orang yang awalnya cuma tau di instagram saja. Kita yang awalnya saling like foto, saling komen akhirnya ketemu. Saat duduk berdampingan, lihat name tag nya. Jadi ingat kalau pernah lihat galery nya yang keren-keren. Pas saling kenalan, ingat kalau kita sudah lama saling follow-follow-an. Atau ada yang langsung sapa, eh mbak Win ya. Dan perkenalanpun berlanjut dengan cerita panjang lebar. Hingga foto bareng.
Salah satu yang sangat ingin saya temui adalah Kak Echi Sofwan. Founder uploadkompakan. Selalu suka dengan caption-caption di fotonya. Selama ini kami akrab di chating saja. Alhamdulillah, hari itu kami dipertemukan. Saya memeluknya berulang kali. Bahkan sempat nangis di saat hari terakhir. Semoga bisa ketemu lagi dengan beliau.
Sayangnya, karena kondisi saya waktu itu kurang enak badan, jadi tidak banyak foto-foto.
Baca Juga: 1st Anniversary Kompakers Makassar
Workshop Fotografi Dewandra Djaelantik
Salah satu yang membuat saya bersyukur bisa bergabung di komunitas uploadkompakan, saya bisa percaya diri mengembangkan minat fotografi. Padahal sudah lama berminat dengan bidang ini. Tetapi tidak pernah eksekusi, karena merasa gadgetnya tidak mumpuni.
Hingga akhirnya menyadari bahwa kamera hanya alat. Kita bisa memotret dengan kamera apa saja. Sejak saat itu, saya jadi sering ikut workshop fotografi. Bagi saya belajar itu bisa dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dan kita butuh belajar terus untuk menambah kemampuan kita.
Dari semua workshop yang pernah saya ikuti. Workshop ini punya kesan tersendiri. Selain membagi teknik dasar fotografi, juga ada tambahan lain. Dewandra Djaelantik, sebagai brand ambasador Fujifilm tentu menawarkan produk kamera yang digunakannya untuk hasil yang bagus. Selain itu, beliau juga menambahkan pentingnya DOA. Meskipun teknik fotografi kita sudah mumpuni, kamera kita luar biasa, tapi tanpa seizin Allah kita tak akan menghasilkan foto yang bagus. Foto-foto luar biasa yang kita hasilkan adalah mukjizat Tuhan dari tangan kita.
Baca juga : Workshop Food Photography Bersama Shandy Geta
Kurang Enak Badan
Diantara keseruan Temu Akbar Uploadkompakan hari itu, saya tidak bisa banyak bergerak. Saya menderita migrain yang sangat parah sejak pagi. Hingga mual dan terasa meriang. Sekitar jam 11 saya balik ke kamar. Makan pop mie biar hangat dan setelah itu tepar. Tertidur kurang lebih 1 jam.
Lalu kembali ke ballroom. Penerimaan plakat bulur lalu ikut workshop Fotografi. Karena badan masih juga meriang, saya tidak banyak mengambil foto. Tak sanggup berdesakan dengan peserta lain. Dan akhirnya pulang lebih cepat sebelum workshopnya kelar.
Sore itu, badan saya makin meriang. Untung mbak Lisa, teman kamar saya bersedia mengoleskan hot cream dan memijit saya. Setelah itu, minum obat dan saya pun tertidur. Tidak mendengar apa-apa. Bahkan saat beberapa kali Tante Irma menelpon untuk membawa Eci pun saya tidak dengar. Teman-teman kamar saya keluar saya juga tidak tau. Sekitar jam setengah 10 baru terbangun, dan mulai agak enakan.
Teman Kamar yang Menyenangkan
Dibalik drama badan yang tepar, ada teman kamar yang baik hati. Bersama 2 teman dari Balikpapan, saya menginap di hotel yang sama dengan acara selama 2 malam. Dan tentu saja, seperti orang yang lama kenalan tapi baru bertemu lagi, kami mengobrol panjang lebar. Dari cerita tentang foto hingga cerita tentang keseharian. Mungkin penghuni kamar di sebelah mendengar ketawa kami yang kadang pecah.
Selama 2 malam disana, kami membeli aneka macam makanan via gojek. Mulai dari pop mie, kue kekinian hingga nasi goreng kambing yang katanya terkenal di sekitar situ. Pokoknya bersama dua orang ini, bawaannya happy terus. Berat badan naik tidak peduli, yang penting kami makan enak.
Tanpa mereka juga, saya yang tepar jadi lebih cepat baikan.
Terima kasih mabk Lysa dan mbak Sylvie. Semoga panjang umur dan kita bisa ketemu lagi. Siapa tau ada rejeki, nanti jalan-jalan ke Balikpapan. Kalau ke Makassar kabari ya. Kangen dengan keseruan kalian berdua.
Wuiih… Seru sekali acaranya. Workshop nya juga keren-keren. Ah, aku iriii..
Inart mi salah satunya yang nenginspirasi ka selalu berusaha memotret meski pake hape ji 🙂
menarik sekali kegiatannya.. semoga rutin diadakan..
memang moment seperti ini pasti merasakan kerinduan yang luar biasa saat awal jumpa, jadi ga heran pas awal temi itu dekapan nya sangat erat