Pertama Kali Eci ke Dokter Gigi

      10 Komentar pada Pertama Kali Eci ke Dokter Gigi

Punya pengalaman buruk dengan pertumbuhan gigi susu, saya tidak mau hal itu terulang pada Eci. Saya sangat perhatian pada pertumbuhan giginya. Sayangnya, saya sempat kecolongan karena ibu sering memberi Eci teh manis. Gigi depannya terlanjur rusak. Saya segera mencari dokter gigi yang care pada anak. Alhamdulillah, kemarin Eci ditangani dokter yang tepat. Meski giginya dikerja, ia tidak menangis.

***


Sewaktu kecil, saya jadi langganan dokter gigi. Sangat doyan dengan permen membuat gigi saya hitam dan keropos. Hal itu membuat penampilan Inar kecil seperti nenek lampir saat tersenyum. Sejak saat itu hingga hari ini saya benci permen. 

Karena kondisi gigi susu yang sudah terlanjur parah, membuat saya sering dibawa ibu ke dokter gigi. Ruangan dokter gigi menjadi sesuatu hal yang menakutkan kala itu. Tapi saya pasrah saja, daripada gigi saya yang berlubang makin sakit. Hal itu membuat saya lebih peka setiap ada gigi susu yang goyang. Sehingga gigi saya terganti cukup teratur. Hanya gigi geraham saja yang tidak bisa tertolong karena terlanjur lubang.

Pengalaman buruk itu saya harap tidak terulang pada Eci. Saya sangat memperhatikan setiap pertumbuhan giginya. Sejak giginya sudah tumbuh, saya mengajarinya sikat gigi.

Sayangnya, saya kecolongan saat Ibu selalu memberinya teh manis disaat pagi. Dengan alasan karena Eci suka, teh itupun diberikan. Belum lagi makanan-makanan lain seperti coklat dan sebagainya. Alhasil gigi depan Eci mulai rusak. Meski rajin menyikatnya dengan odol khusus anak, minimal 2 kali sehari, tetap tidak membaik.

Demi memperbaiki giginya yang terlanjur rusak, saya berniat membawanya ke dokter gigi. Tetapi saya belum dapat tempat praktek dokter gigi yang spesifik menangani anak. Hingga saya tahu bahwa teman sekolah saya baru saja menyelesaikan studinya sebagai spesialis gigi anak. Saya pun membuat janji untuk bertemu.

Malam kamis saya pun membawa Eci menemui drg. Syake. Tempat prakteknya dilengkapi dengan arena bermain. Ada mainan kuda-kuda, mobil-mobilan, buku anak, dll. Meski cukup lama menunggu pasien lain, Eci tidak bete. Bahkan pulang dari situ, ia masih teringat masa-masa bermain sebelum masuk ke ruangan dokter.

Nama Eci pun dipanggil. Ruangan dokternya memang lebih kids friendly. Tidak “sehoror” ruangan dokter gigi yang biasa saya lihat waktu kecil. Dinding ruangannya berlapis wallpaper nemo. Tempat duduknya berlapis kain angry bird. Aksesoris lainpun serba unyu-unyu. Mulai dari cermin bergambar teddy bear hingga apron dokter yang lucu.


Eci dipersilahkan duduk di bangku pasien. Dokter gigi Syake coba mengambil hati Eci dengan menaik turunkan kursi. Tetapi Eci tetap bergeming. Eci lalu dibuatkan balon dari sarung tangan plastik, tapi dia tetap cuek. Setelah saya beritahu bahwa Eci pemalu, dokter pun meminta tolong agar dua perawat disitu keluar dulu. Setelah itu, Eci tampak lebih koperatif.

Pembersih gigi pun dioleskan kepada Eci. Dia suka dengan rasa strawberrynya. Sebelum kesini, saya memang sudah sounding kalau giginya akan dioleskan strawberry. Selanjutnya gigi Eci diperiksa, rupanya gigi depannya sudah keropos dan sudah harus ditambal sebelum makin parah. Karena perasaannya senang, Eci menurut saja apa yang diperintahkan drg.Syake kepadanya. Mulai dari membuka mulut. Mengangkat bibir atasnya agar giginya mudah ditambal. Menggigit kasa untuk menyangga giginya setelah ditambal. Hingga kumur-kumur setelah semua proses selesai. Eci melakukannya dengan senang hati, tanpa paksaan, tanpa menangis.

Perasaan senang Eci hingga membuatnya mudah diajak kerjasama tersebut dipengaruhi oleh suasana tempat praktek yang nyaman untuk anak-anak. Selain itu, cara drg.Syake mengambil hati Eci membuat Eci merasa akrab. Dia yang pada dasarnya susah akrab dengan orang baru, bersama drg.Syake dia merasa nyaman.

Setelah seluruh proses berakhir, Eci diberikan hadiah. Eci dipersilahkan memilih satu dari beberapa jenis pensil yang ada. Dan Eci memilih pensil dengan ujung bergambar monyet.

Alhamdulillah pengalaman pertama Eci ke dokter gigi menanamkan kesan yang baik. Hingga membuatnya sangat antusias jika saya tawarkan akan kesana lagi. Setidaknya sekarang saya tau, kemana akan membawa Eci saat gigi susunya akan tanggal.

10 thoughts on “Pertama Kali Eci ke Dokter Gigi

    1. Winarni KS Post author

      Hahaha… Memang begitu selalu ekspresinya kak. Selain paham tentang gigi anak, spesialis gigi anak ini juga dibekali pemahaman bagaimana menyenangkan anak, jadi anak merasa lebih nyaman

      Reply
  1. Asih

    Salam kenal Mbak Winarni.. Oh iya, saya baru pindah ke Makassar. Gigi anak saya juga keropos bagian depan atas. Kalau boleh tau ini tindakannya di klinik mana ya? Sekalian boleh minta alamat kliniknya. Terima kasih

    Reply
  2. dian

    assalamu alaikum..
    mba dokter gigi nya dimana..?
    anakku juga giginya dah kropos semua..cuman g tau dokter gigi anak yang bagus dimana..

    Reply
  3. Pingback: Inart's Story - Pengalaman Saya Terserang Vertigo -

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.