Tadi pagi buka instagram dan lihat following berkurang, setelah di cek pericek ternyata saya di unfollow oleh seseorang yang saya anggap teman, teman perjuangan dalam dunia food photography menggunakan handphone.
Setahun yang lalu, di awal tahun seperti ini seseorang yang profesional di bidang food photography mbak Sefafirdaus, membuat semacam latihan bersama di instagram yang diberi hestek 52wfpp. Beberapa orang pun ikut termasuk saya dan sebut saja namanya B. Saat itu, kami sama-sama menggunakan hape sementara yang lain sudah menggunakan dslr. Namun berbeda dengan saya, foto dia berkembang cukup baik dan kadang terpilih jadi salah satu foto terbaik.
Seiring waktu, antara bulan tiga atau empat, dia berhasil punya kamera dslr. Sejak saat itu, hasil fotonya makin keren. Sementara saya, masih terus belajar pakai kamera hape dan lebih sering bolos karena Eci makin aktif. Foto-fotonya terus melaju, makin baik dari hari ke hari sedangkan saya stagnan, begitu-begitu saja.
Hingga akhirnya mbak Sefa, founder 52wfpp agak sibuk begitupun 2 tim lainnya yakni mbak Tika dan mbak Yulyan. Dia dan 3 member lainnya pun diangkat menjadi 52wfpp team yang akan memberikan fitbek kepada member yang setor foto untuk tema mingguan. Kadang dia menyempatkan mengomentari foto yang saya setor, tapi lebih banyak yang tidak dikomentari olehnya. Entahlah, padahal di foto-foto peserta lain dia memberikan fitbek.
Waktu pun berjalan, kami jarang berpapasan waktu di instagram. Jadi saya jarang melihat fotonya. Waktu upload fotonya adalah saat saya sedang tidak online.
Hingga akhirnya pagi ini tau dia unfollow instagramku. Jujur, saat itu juga saya sedih dan menganggapnya sombong. Berpikir kalau mungkin dia sudah merasa foto-fotonya tidak selevel lagi dengan saya berbeda dengan orang-orang yang dia follow. Seketika itu saya merasa kecil dan hanya bagian dari fans nya yang sudah mencapai 4000-an bukan lagi bagian dari orang yang dia follow yang hanya 200-an.
Tetapi sekarang rasa sedih itu sudah hilang, saya yang harusnya instropeksi diri. Mungkin foto saya tak lagi menarik baginya, jadi dengan begitu saya harusnya belajar lebih giat lagi. Kondisi ini seperti cambuk untukku agar belajar fotografi lebih giat lagi meski masih mengandalkan hape.
Kepada mbak B terima kasih karena pernah jadi bagian dari teman saya. Kini kita tidak berteman lagi, tidak saling follow men-follow tapi hanya saya yang mengikuti instagram mbak. Terima kasih untuk menambah satu alasan lagi agar saya belajar food photography lebih serius. Sekali lagi terima kasih.
deeehhh adanya orang begitu kak dii’
bukankah padi makin berisi makin menunduk…
ahhh… sudahlah…
kesalku deh sm org bgitu >,<
Hehehe, berlalu mi itu Qiah. Sekarang karena itu sekarang lebih termotivasi k untuk belajar fotografi, mohon bimbingannya Qiah saya mau jadi murid ta
Saya suka foto2 ta di IG….keren2 meski hanya mengandalkan hp.Kl foto keren krn pake kamera mahal itu wajar.Tapi foto keren hanya dengan pake hp,itu yg luar biasa.Sy rencana beli kamera,tp urung gara2 terinspirasi dari foto2 ta yg bisa keren meski cm pake hp.
sedih sih engga, tp pasti aku unpollow lg aja, repot amat