Keluarkan saja, jangan dipendam.
Begitu kata Jesica, seorang teman sesama finalis WMM 2011, berulang kali kepada saya tadi.
Kami sama-sama mengikuti kegiatan di Rumah Perubahan. Beberapa teman telah saya lihat konsultasi padanya sejak pertama bertemu bulan Januari yang lalu. Tapi baru malam ini, hati saya tergerak untuk bertanya padanya, entah mengapa.
Dia mengatakan kesehatanku agak terganggu, beberapa pembuluh darah dalam tubuhku tersumbat. Saya pun mengiyakan, maag saya memang agak parah. “Gangguan pada lambung, liver dan jantung kamu itu karena kamu suka memendam apa yang seharusnya ingin kamu sampaikan. Seringkali kamu ingin menyampaikan isi pikiranmu, tapi tertahan.”
Saya mengangguk-angguk. Sejak kecil saya mengalami ini, kesulitan menyampaikan sesuatu. Saking terlihat pendiamnya, seringkali keluarga memanggilku televisi rusak, ada gambar tak ada suara. Mungkin faktor lingkungan yang sering melarang yang membawaku menjadi begini, saya tidak tahu persis. Tapi hingga saat ini, saya masih selalu menyimpan rasa protes atau keinginan itu sendiri, tidak menyampaikannya.
“Kamu sudah dewasa, tak perlu takut lagi, katakan saja. Kamu ini punya potensi dan integritas, kalau kamu mau merubah kebiasaan ini sedikit, kamu bisa menjadi lebih hebat. Kalau belum bisa, kamu bisa sampaikan lewat desain atau tulisan. Apa yang ada dipikiranmu tersampaikan, itu yang penting. Jika itu terus tersimpan, lama-lama akan jadi bom waktu”
Percakapan bersama Jessica malam ini, membuatku kembali memiliki satu lagi modal untuk berubah ketika pulang dari Rumah Perubahan ini. Yah… Saya akan berubah, belajar untuk lebih berani menyampaikan pendapat. Amin