Mungkin tak banyak orang disekelilingmu menyadari ini, kau memiliki mata coklat yang sungguh menawan. Sejak pertama bertemu, saya sudah sangat tertarik dengan mata coklatmu itu. Kau menatapku penuh arti, mungkin banyak pertanyaan yang bergeliat di kepalamu. Cuaca yang sangat panas kala itu, menjadi sejuk dengan tatapanmu.
Tak banyak juga yang menyadari bahwa engkau memiliki jenggot yang pirang. “Kalau saya cabutki ini, bisa-bisa hujan keraski.” Katamu dengan wajah serius. Bodohnya, saya mempercayainya, membuatmu menertawakanku. Rupanya kamu hanya bercanda, membuatku yang murung jadi tersenyum.
Tetapi tampilan fisik yang menarik bukanlah alasan utama mengapa saya menerima pinangan untuk menjadi istrimu.
Mungkin terlalu klise jika saya mengatakan engkau sangat pengertian, sangat perhatian, sangat penyayang, dsb. Tetapi memang seperti itulah kenyataannya. Engkau bisa menjadi imam yang baik dalam keluarga. Engkau mampu membuatku menjadi perempuan paling beruntung karena disayangi olehmu. Caramu mencintaiku sungguh menunjukkan suatu ketulusan.
Sayangku,
Tahukah kalau saya sangat membanggakanmu terutama sifat tegar, kerja keras dan tingginya rasa pedulimu terhadap keluarga? Saat pertama kali engkau menceritakan kisahmu, saya sungguh terharu sekaligus bangga. Dengan kondisi seperti itu, kamu tetap berusaha menjadi yang terbaik. Saya tidak mampu membayangkan bagaimana tegarnya engkau melewati masa-masa itu.
Selama kita bersama, saya selalu melihat bagaimana kegigihan dan ketekunanmu mengerjakan sesuatu. Kau tak akan berhenti berusaha hingga solusi dari suatu masalah engkau dapatkan.
Kepedulianmu pada keluarga tidak diragukan lagi. Bahkan kamu rela mengambil cuti saat keluargamu membutukan. Saat seorang keluargamu menelpon meminta pertolongan, tanpa menunda kamu segera datang memberikan pertolongan. Saya membayangkan bagaimana bahagianya menjadi bagian dari keluargamu yang akan sangat kau pedulikan. Tentu saja anak-anakmu nanti akan berkata “Ayahku adalah ayah terhebat di dunia”
Suatu hubungan juga memerlukan ikatan kimia. Bersamamu, saya mendapatkannya. Kita memiliki prinsip dan visi hidup yang hampir sama. Setiap gagasan yang kamu sampaikan selalu hampir sama dengan gagasan yang saya miliki meskipun kita tak pernah mengungkapkannya sebelumnya. Bukan hanya sekali, tapi entah sudah berapa kali kita mendapatkan kesamaan ini. Ada semacam ikatan batin, meski tak tersampaikan kita bisa saling mengerti. Beberapa orang pun mengatakan bahwa kita mirip. Entah siapa yang untung dan rugi untuk pernyataan ini. Semoga kita sama2 beruntung. Hehe.
Kesamaan itu membuat kita menjadi partner bisnis yang sangat kompak. Kita mengerjakannya bersama. Beberapa diantaranya berhasil, namun ada pula yang gagal dan kita tak pernah berhenti untuk mencoba.
Engkau adalah kekasih, kakak dan sahabat dan partner bisnis terbaikku.
Mungkin mudah mengungkapkan mengapa saya memilihmu menjadi suamiku. Tapi jika engkau bertanya mengapa saya mencintaimu, sungguh saya tak mampu menjawabnya. Saya mencintaimu karena saya mencintaimu, itu saja tanpa alasan.
Semoga doa yang kita di undangan online dikabulkan. Amiinn
semoga menjadi keluarga SAMAWA… amin, doakan ka nyusul juga nah, heheheh
Baek memang tawwa accul.. na bawakan ka Modem di siang2 panas ke kantornya SMART Telco wkt itu.. hehehe..
salam kenal