Satu alasan kenapa saya mau menerima pekerjaan ini, karena saya berharap bisa membeli kamera SLR.
Harus saya akui bahwa fotografi, design dan menulis adalah tiga hal yang bisa mengungkapkan ekspresi saya secara abstrak. Ketika suara dan mimik wajah tak lagi mampu menuangkan isi pikiran dan hati, maka ketiga medium inilah yang mampu mengukirnya dalam untaian kata, garis dan warna. Berpadu menghasilkan rasa yang lebih dari sekedar ucapan.
Fotografi sebagai medium ekspresi membutuhkan alat yang mampu menangkap gambar yaitu kamera. Saya pernah memiliki kamera digital tetapi akhirnya rusak setelah memakainya selama kurang lebih 2 tahun. Berharap dari orang tua untuk menggantikannya, rasanya tidak mungkin. Notebook masih menjadi skala prioritas. Mereka tak cukup kemampuan untuk memenuhi segala keinginan saya, jadi saya yang harus berusaha untuk itu. Tetapi untuk membeli kamera digital biasa juga sayang. Mengeluarkan investasi yang besar untuk hasil yang jauh lebih bagus, saya rasa jauh lebih memuaskan.
Kapan ya, kamera itu menjadi betul-betul milikku?
kapan ya mbak….??
ya moga saja si bos baik hati memberi camera SLR yang harganya masih selangit itu kepada sampeyan
Sammmaaaaa, saya juga pengen (D)SLR. Tapi, darimana lama-lama mimpiin SLR, akhirnya beri FinePix dulu aja yang fungsinya dan tampilannya nggak beda sama SLR, meskipun kualitasnya jauh di bawah (D)SLR. Yah, itung2 belajar dulu pake yang ‘amatir’, siapa tahu pas udah dapat (D)SLR, udah jago 😀
Salam kenal 😉