Tulisan di bawah yang berjudul Budaya Literer di Kampus merupakan Modal Perubahan sebenarnya ingin saya ikut sertakan dalam lomba essay yang di adakan PK. Identitas.
Entahlah sejak dahulu, saya tidak pernah punya keberanian untuk mengirimkan karya tulis saya ke sebuah media massa. Sebuah tulisan yang saya hasilkan, saya nikmati sendiri, untuk dibaca sendiri.
Lalu untuk apa menulis jika tulisan tersebut tidak dibaca orang lain? Kadang ada beberapa orang bertanya seperti itu. Bukannya saya tak ingin orang lain membacanya, saya malah bersyukur jika ada yang ingin membacanya tetapi saya selalu kurang percaya diri untuk mengirimkan tulisan saya ke media. Saya minder dengan tulisan-tulisan menarik yang kerap di muat disana. Pun saya tidak ingin terjebak dengan kebiasaan penulis yang hanya bersaing berebut eksistensi semata. Saya ingin menulis dengan hati nurani untuk menyampaikan idealisme dan komitmen sosial saya.
Agar tulisan saya bisa dibaca orang lain, saya membutuhkan sebuah media independen untuk memuat tulisan-tulisan saya. Saya tak lagi perlu khawatir dengan tulisan akan ditolak oleh editor karena penulis dan editornya adalah saya. Yah… disini, di blog ini, saya bisa menuangkan segala gagasan saya tanpa pernah malu.
Setelah melihat pamflet di kampus mengenai lomba essay yang diadakan PK. Identitas saya pun mulai memberanikan diri. Apa salahnya untuk mencoba? Itu yang saya katakan kepada diri saya. Saya pun terhanyut menyelami tulisan yang mengangkat tema budaya literer. Sayang, ketika deadline (17/11) saya di sibukkan pada beberapa kegiatan yang tidak memungkin saya untuk ke kampus mengikutsertakan tulisan tersebut. Akhirnya tulisan ini pun di muat di blog ini.
Disinilah manfaat sebuah blog, bahwa budaya literer tak hanya dimulai dengan media mainstream tetapi dapat di mulai dengan media independen seperti blog. Dengan blogwalking dari satu blog ke blog yang lain, kita akan menemukan banyak makna kehidupan yang bisa menjadi bahan bagi postingan blog kita seterusnya.
Blog tidak hanya membahas satu bahan permasalahan saja tetapi mengangkat banyak tema karena berasal dari pemikiran dari orang-orang yang berbeda. Rajin membaca blog dengan tulisan-tulisan bermutu mampu membuat kita membuka mata lebih lebar dalam melihat berbagai masalah kehidupan.
Nah, kini mari membuat blog untuk membangun budaya literer di kota ini.