Preng.. preng… preng… suara ompreng berpadu dengan sendok dan garpu terdengar bertalu-talu di sebuah ruang yang disebut ruang saji. Tiga tahun yang lalu…, suara khas itu setiap hari mengisi hari. Pagi, siang, malam. Kala lonceng dibunyikan, serentak kaki melangkah memasuki ruangan yang sangat luas itu, memilih meja dan menikmati sajian makanan yang begitu khas!
Hfuuu… dahulu, hal itu begitu memuakkan. makanan itu terasa sulit tertelan di tenggorokan. sate ikan, paku berkarat, dan nama kuliner lain yang sengaja dibuat mendeskripsikan jenis makanan yang disajikan alm.bu razak. Namun…, apa mau dikata, kami tetap menelanx. meski terkadang, dg. juli, dg. bara maupun warung di kota malino kerap menjadi pilihan demi sesuap kenikmatan.
Hal di atas hanya sebagian kecil kisah yang aku alami di sekolah ini, SMUN 02 Tinggimoncong, SMU Andalan Sulawesi Selatan. sebuah sekolah dengan brand yang cukup pamor di propinsi ini.
Tiga tahun, aku berada disini, bersekolah, menuntut ilmu. Aku masih begitu hapal topografi tempat ini, aku masih begitu kenal hawa daerah ini, aku begitu tahu warna-warni, bau hingga lantunan-lantunan yang diteriakkan tiap jengkal lokasi ini. Asrama, kelas, selasa, ruang saji, dapur, tangki air, angkat air, penampungan dan berbagai tags lain yang membuat hidup ini begitu bervariasi.
Bersekolah disini, membuatku berkenalan dengan mereka, para putra putri pilihan daerah. Mereka hebat, mereka pandai, mereka cerdas, mereka berbakat hingga membuatku minder. Aku hanya orang biasa saja, tak punya kehabatan, tdk begitu pandai, tak juga begitu cerdas. Mereka membuatku begitu kecil.
Dengan secuil kemampuan, aku mencoba menarik perhatian orang lain. Mencoba meyakinkan orang lain akan eksistensiku di sekolah ini. Bahwa orang kecil ini ada di antara mereka. Dengan berpenampilan sebagai Rhoma Irama disebuah acara pergelaran, hidupku seakan berubah. Aku menjadi begitu populer…
Ah… ternyata orang kecil sepertiku akhirnya bisa populer juga…