2010

      Tak ada komentar pada 2010

#Januari

Sibuk mengurus skripsi dengan segala keterbatasan yang ada. Tanpa laptop membuat saya kadang hanya bisa duduk di dalam studio tanpa melakukan apa-apa. Keadaan itu bahkan membuat saya malas ke kampus tetapi saya tetap berusaha menyelesaikan semua administrasi agar bisa menyelesaikan kuliah.

#Februari

Tepat tanggal 11 akhirnya saya meraih gelar Sarjana Teknik dengan nilai ujian yang tertinggi. Alhamdulillah. Gelar baru itu saya rayakan dengan mengunjungi salah satu gunung yang belum pernah saya daki sebelumnya, Lanana. Sayang, pendakian terakhir itu sungguh sangat tidak menyenangkan!

#Maret

Ulang tahun saya di tahun 2010 adalah salah satu ulang tahun yang paling tidak menyenangkan. Semua hal yang mengesalkan dan menyedihkan berkumpul menjadi satu. Semoga keadaan seperti itu tidak pernah terulang lagi. Akhir maret akhirnya wisuda, tak lupa membacakan puisi di acara ramah tamah jurusan. Beberapa diantara mereka terharu mendengar puisiku.

#April

Dapat tawaran kerja di Samarinda tapi memutuskan untuk tidak menerimanya. Memulai untuk berbisnis dengan berjualan sprei berharap bisa ikutan rafting pada hari kartini. Tetapi akhirnya gagal juga untuk kesana karena keterbatasan dana. Untunglah di akhir bulan mendapatkan kado liburan menarik.

#Mei

Awal bulan yang sangat menarik dengan berkeliling di beberapa kota di Jawa. Mulai dari Jakarta dengan masuk ke Plaza Indonesia dengan tas ransel besar (orang-orang yang melihat pasti berpikir “orang kampung dari mana ini?”) dan menginap di rumah sahabatku waktu SMP, Risty. Apa yang diraihnya sekarang, membuat saya sangat minder. Dari Jakarta lalu ke Bandung. Mengelilingi kota itu bersama seorang teman spesial, perjalanan yang sangat menyenangkan. Menginap di kosan adek kelas waktu SMA (thx a lot tiwi). Lanjut ke Jogja dan menginap di rumah sepupu bersama uNieQ. Tak lupa jalan-jalan bersama teman-teman kuliah yang saat ini mengambil s2 di UGM. Di Surabaya ada teman SMP sekaligus teman SMA ku yang baik hati, Adhi, yang bersedia menjemput di terminal, mencari tempat istirahat dan makan, hingga mengantar ke Bandara. Tiba di Makassar langsung memberikan surprise pada hari ulang tahunnya, walaupun pake bohong. (Hufft… maafkan saya)

#Juni

Stres karena belum juga mendapatkan pekerjaan. Memilih menjadi asisten padahal ada peluang menjadi tenaga ahli hanya karena tidak enak dengan dosen pembimbing yang telah banyak membantu selama ini. Saya pun tidak berhak mengikuti pelatihan. Akhirnya hanya menghabiskan banyak waktu di rumah dan ini sangat menyiksa.

#Juli

Mulai disorientasi. Keinginan untuk segera meninggalkan Kota Makassar dan mencari pengalaman dan penghasilan di kota lain semakin besar. Berusaha mengumpulkan modal dengan bisnis. Merasakan betapa sulitnya mencari uang. Mulai lincah membonceng bedcover ke tempat orderan.

#Agustus

Insomnia dan penyakit-penyakit yang diakibatkan kondisi psikis semakin parah. Bulan ramadhan yang tidak terlalu banyak menyimpan kesan.

#September

Akhirnya memiliki laptop juga setelah sekian lama menginginkannya. Semua terwujud karena bantuan my special one. Tanpa benda ini saya tentu tidak akan menyelesaikan pekerjaan saya, malu kelamaan pinjam Laptopnya Sari (Terima kasih temanku yang baik hati).

#Oktober

Mulai dengan profesi sebagai guru seni di sebuah SMP. Awal-awal minggu yang sungguh menguji mental menghadapi anak-anak labil dan nakal itu. Beberapa kali memutuskan untuk keluar dari kelas karena merasa tidak dihargai, tetapi berusaha untuk terus bertahan demi pembayaran cicilan laptop.

#November

Menjalani double Job. Menikmati profesi sebagai guru seni di SMP sekaligus sebagai asisten tenaga ahli.  Sekali-kali membantu uNieQ dengan usaha kuenya.

#Desember

Siswa mulai ujian semester, jadi tidak perlu mengajar lagi hanya mengawas saja. Tetapi karena pelajaran yang saya berikan sepertinya dianggap enteng jadi banyak yang peduli, alhasil banyak diantara mereka yang tidak saya berikan nilai. Biar jerah. Pekerjaan sebagai asisten tenaga ahli semakin banyak walau sebenarnya saya yang lebih banyak mengerjakan pekerjaan ini, tetap saya sebagai asisten saja dengan honor yang sebenarnya tidak seimbang. Syukurlah, kerja keras saya ternyata dilirik fasilitator sehingga saya ditawarkan lokasi baru dan menjadi tenaga ahli disana meskipun gajinya tidak full lagi. Peluang untuk mendapatkan gaji bulanan juga sudah dihembuskan oleh beberapa orang, semoga saja bukan sekedar isu.

 

Kondisi Ekonomi

Dari semua yang terjadi di Tahun 2010 ini yang paling terasa adalah kondisi ekonomi keluarga kami yang sedang payah. Mulai dari awal tahun hingga akhir tahun, tidak banyak berubah. Saya akhirnya dengan terpaksa membuka celengan bebek yang telah lama saya pelihara, demi membiayai keperluan ujian akhir seperti membeli kertas, tinta hingga untuk membayar uang spp terakhir. Sedih rasanya melihat keadaan saat itu, mengumpulkan koin-koin itu dan menukarkannya. Komitmen untuk tidak membelanjakan uang 2ribu dan 20ribu di awal tahun tidak bisa saya laksanakan karena perlu pengeluaran untuk transportasi dan lainnya. Iri rasanya mendengar cerita teman-teman yang tidak begitu pusing dengan biaya pendidikannya karena orangtuanya selalu siap membiayainya, mereka hanya dituntut untuk belajar saja.

Acara syukuran wisuda saya pun tidak ada, baik itu yang diadakan di rumah maupun yang bersama teman-teman. Pertanyaan-pertanyaan “kapan acara makan-makannya?” hanya saya jawab dengan senyuman namun hati miris. Bahkan untuk merayakan suatu pencapaian yang cukup sulit saya raih pun, tidak ada.

Setelah lulus dan mulai berbisnis, saya seolah menjadi tulang punggung keluarga. Semuanya berharap dari penghasilan saya yang sebenarnya tidak seberapa. Keuangan untuk makan saja kadang susah apalagi untuk perawatan, membeli baju baru atau membeli keperluan lain,

Ada satu pengalaman tahun ini yang tidak akan pernah saya lupakan. Ketika saya harus nyeker (tidak menggunakan alas kaki) di Mall. Sepatu yang pada dasarnya memang sudah rusak saya paksa pakai dalam keadaan hujan. Sepatu itupun akhirnya rusak parah (tak bisa dipakai lagi) di mall yang saya datangi itu. Sedangkan di dompet saya hanya tersisa ongkos transportasi untuk pulang. Saya berusaha menelpon Iccang namun tak ada kendaraan yang bisa dia gunakan, lagipula hujan. Tabungan yang bisa ditarik dari ATM pun tak ada lagi. Terpaksa saya melepas kedua sepatu, memasukkan ke dalam tas dan berjalan cuek di mall lalu keluar mencari angkot. Saya sadar, banyak yang melihat saya dengan kondisi saat itu, tapi saya tetap cuek. Tiba di ujung jalan saya pun berjalan tanpa alas kaki dan kehujanan tiba di rumah. Inilah salah satu hal yang tak bisa dibeli dengan uang, mengalami pengalaman unik saat tidak memiliki uang.

Keadaan ini juga membuat saya harus berutang banyak untuk memenuhi beberapa hal-hal penting. Bahkan hingga akhir tahun ini, saya belum bisa melunasi semua utang-utang tersebut.

Inilah tahun 2010 yang penuh suka cita.

0 thoughts on “2010

  1. Orangutan

    Maafkan sgla salah N dosaku yg tak bs menjagamu & mmbuatmu tenang, senang, riang gembira dlm menjalani petualangan yg sesungguhx ini..

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.