“Ma’ bangun… bangun…, pakekan Eci celana panjang, Eci tidak bisa”. Ia terus merajuk. Saya yang sudah terlelap, membuka mata dengan malasnya. Entah sudah pukul berapa, yang pasti malam sudah cukup larut. Tadi memang saya tidur duluan, sementara dia masih asik bermain dengan play dough nya.
Gadis kecil di samping tempat tidur itu lalu memiringkan kepalanya. Matanya berbinar. “Ma… Eci sudah kencing sendiri, cebok sendiri, pake celana dalam sendiri”. Saya tersenyum. Disaat anak-anak umur seusianya masih memakai popok sekali pakai, Eci sudah bisa saya bawa tanpa menggunakan popok lagi. Dia sudah pintar mengatakan jika ingin pipis. Bahkan malam ini, dia menunjukkan peningkatan. Dia pergi ke wc sendiri.
Umurnya memang baru akan 3 tahun akhir bulan ini dan dia selalu berusaha mandiri. “Eci saja, eci saja.” Itu katanya setiap saya melakukan sesuatu untuknya. Dia makan sendiri. Dia berusaha pakai baju sendiri. Dia ingin pakai celana sendiri walau kadang terbalik. Sebagai orang tua, saya memberikan ruang untuknya selebar-lebarnya. Ah… rasanya baru kemarin dia lahir.
Saya lalu segera mengangkatnya ke atas tempat tidur. “Jangan mi pakai celana panjang, panjang ji baju ta. Tidur mi, nak.” Saya pun memeluknya. Mencium keningnya. Berbisik di telinganya, “Jadi anak yang mandiri, nak. Tapi yakinlah, mama selalu ada untukmu jika kau membutuhkan”.
Saya senang baca artikel di sini, menginspirasi kita yang akan punya anak.