Apa yang berbeda dengan lebaran tahun ini?
Karena tidak ada deretan sms terpilih? Tidak ada desain ucapan selamat idul fiti? Atau mungkin karena tidak ada puisi? Semuanya mungkin benar, tapi lebaran kali ini memang terasa berbeda karena beberapa hal.
Semenjak pamor sms telah menggantikan kartu ucapan via pos, saya pun ikut alur, mengirimkan sms sebagai penyampai ucapan maaf yang mungkin tak sempat tersampaikan. Jauh-jauh hari saya selalu menyiapkan kata-kata yang kreatif, beda dari yang lain. Saya paling malu kalau copy paste sms ucapan yang dikirimkan orang. Saya punya cirri khas sendiri, punya kata-kata sendiri. Tetapi tahun ini, kebiasaan mengirim sms di hari Idul Fitri rasanya sudah hilang. Paling hanya membalas sms beberapa teman yang kebetulan mengirimkan sms, itupun dijawab dengan datar saja, “Maaf lahir batin juga”.
Membuat kue kering seolah telah menjadi tradisi di kala ramadhan dan menjelang lebaran. Setiap tahun, mentega, terigu yang berhamburan, hiasan kue, serta aroma wangi kue kering yang menggiurkan pasti tercium di rumah ini menjelang hari raya. Perempuan di rumah ini pasti sibuk membentuk bahkan menghias kue. Semenjak tahun lalu, tahta membuat kue kering itu, akhirnya diserahkan kepada kami berdua saya dan unieq, segala rasa dan bentuk pun diserahkan kepada kami berdua. Tetapi tahun ini, unieq sudah bekerja di luar kota, dan aktivitas membuat kue pun terpaksa saya lakukan sendiri. Aktivitas membuat kue pun terasa sepi dan tidak seru lagi seperti dulu. Kue kering andalan dirumah ini pun tidak ada tahun ini, namanya kue pasir. Saya masih harus belajar banyak cara membuat kue ini dari nenek, lumayan susah!
Ini yang namanya kue pasir 😀
Lapangan karebosi adalah tempat andalan kami untuk melaksanakan shalat Ied. Berlebaran disana memang lebih terasa ramainya. Biasanya sepulang lebaran, setelah bersalaman dengan keluarga, menyiapkan makanan dan minuman, saya pun masuk kamar dan berbaring sampai sore. Saya tidak tau harus mengobrol apa dengan mereka, dan memilih untuk mendekam di kamar saja. Tetapi tahun ini, rumah terasa lebih ramai, mereka tidak langsung pulang, sibuk mempersiapkan diri untuk foto keluarga. Dan saya, pasti tak akan melewatkan momen ini begitu saja. Hihihi. (Kalau fotonya sudah jadi, pasti akan di posting disini – narsis tanpa henti.. hihi)
Mudik. Hmm… tahun ini saya juga tidak melakukan aktivitas ini. Biasanya kami memang mudik ke Barru, ziarah ke kuburan dan silaturahmi dengan keluarga disana. Tape yang selalu menjadi sajian di rumah keluarga disana, pasti tidak akan saya lewati. Tetapi tahun ini, hal itu hanya menjadi kenangan saja. Kendaraan kesana sudah tidak ada lagi, seiring dengan takdir yang kemarin terjadi pada keluarga kami. Hmm… semoga kami bisa mengambil hikmah di balik semuanya. Amin
Akhir kata, saya mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi semuanya, Mohon Maaf Lahir dan Batin kalau ada kata-kata dalam blog ini yang kurang berkenan, mungkin ada kata-kata yang sengaja ataupun tidak sengaja yang saya tuliskan menyinggung perasaan yang membacanya.