Setegar Karang
Tiba-tiba saya mengingat satu pertanyaan yang saya ajukan dahulu ketika fieldtrip di Bira, Bulukumba, untuk mata kuliah Geologi Tata Lingkungan. “Pak, apa maksudnya kata-kata: ‘tegar bagaikan karang’?”
Tiba-tiba saya mengingat satu pertanyaan yang saya ajukan dahulu ketika fieldtrip di Bira, Bulukumba, untuk mata kuliah Geologi Tata Lingkungan. “Pak, apa maksudnya kata-kata: ‘tegar bagaikan karang’?”
Menelikung sebuah harapan Bersemayam di urat awan Melesat di antara masa lalu dan hadapan Tapi mengapa mengalirkan keraguan? Ada yang terkenang Ada yang berlinang Ada yang melayang Ada yang kepayang… Read more »
“Dia tinggal dimana? Nomor hapenya berapa? Paling suka makan apa? Berapa bersaudara?” Keysha terus mendesak Rini dengan berbagai pertanyaan tentang seseorang. Rini pun menjawab semampunya mengenai apa yang diketahuinya. Keysha… Read more »
Saya kembali membaca refleksi tahun 2008 yang saya tulis di akhir tahun lalu. Membacanya lagi membuat saya menarik nafas panjang, ternyata setahun yang lalu tidak banyak yang bermakna. Semuanya hanya… Read more »
Tidak ada kutipan karena ini adalah pos yang terlindung sandi.
Tuhan yang maha kuasa, memang maha pandai mengkombinasikan berbagai rasa. Semua dipadu dalam satu waktu dan kisah. Runut dan terangkai dengan padanan yang tidak biasa. Menyelusup ke dalam jiwa dan… Read more »
Kadang-kadang saya bertanya kenapa saya masih nongkrong di depan monitor tengah malam seperti ini? Padahal seharusnya saya sudah tidur dan terlelap. Lalu apa yang saya lakukan disini? Skripsipun entah apa… Read more »