Berhenti memandangku dgn tatapan itu, tatapan menghakimi, tatapan mendikte, tatapan penuh dengan cemooh lirih. Terasa mengiris-iris relung sukma. Mengoyak. Menghancurkanku.
Kini aku terhuyung-huyung. lemas. habis. tak ada gairah. rapuh. tenagaku telah terkuras tuk menjawab tanya demi tanya yg trs berkelabat di otakku. Gundah gulana. Kalut. Nelangsa.
Dan katamu, kata kalian aku ANEH!
Berdiam diri. berjalan tanpa arah. pandangan hampa, kosong. Mengoceh sendiri. katarsis dgn makan minum. Menyeruput kopi bergelas-gelas. mencapai orgasme dengan membaca dan menulis. Pulang tengah malam. Hanya karena aku sama dengan Hawa??? Apa pedulimu EGOIS…!
Tangisku berderai-derai di akhir malam. Meratapi kehidupan semuku. Kematianku. Bernampan-nampan harapan di balas dengan kekecewaan. Penggal-penggal kisah masa lalu makin membuat mataku memanas. “Apa, Siapa, Mengapa, Kapan, Dimana, Bagaimana” yang tak jua mampu kuselesaikan membuat kelopakku memberat menahan. Dan Tuhan… tak jua mehadirkan satu sosok untuk merangkulku, bergulung bersama pasang surut “pencarianku”, berdiskusi… Bara emosi menjulur-julur di setiap aliran darahku… linanganku makin menjadi. Sekali lagi…, apa pedulimu???
Dan ketika fajar mulai memerah aku kembali bangkit dengan tetak sesak napas yang masih menyisa. melangkah. berhadapan denganmu, dengan kalian lagi…
Dan masih juga ku dapati pandangan itu, mengirim isyarat “selamat pagi orang ANEH…”