“Kemana Winarni K S yang dulu kritis terhadap kotanya?”. Apakah ada yang bertanya seperti itu? Ataukah ini hanya sekedar perasaanku saja dan nyatanya tidak ada yang peduli dengan “kehilanganku” dari dunia yang dulu membuatku berkarya?
Dua hari ini seharusnya saya mengikuti sebuah acara lokakarya perkotaan di hotel Amaris Makassar. Jauh-jauh hari Pak Marco dan panitia sudah mengirimkan email undangan. Namun semuanya hanya niat sedangkan ragaku tidak juga menghadiri acara itu. Sempat iri membaca live twit teman yang mengikuti acara tersebut, serasa ingin segera terbang dan duduk disana. Tapi setelah itu semuanya berlalu.
Semalam, jalan di losari amblas. Inart yang dulu bisa saja menuliskan hal itu dengan panjang lebar. Membuat deskripsi yang indah dan melengkapi tulisan dengan data dan fakta yang relevan. Tapi itu dulu, sekarang dia sepertinya tidak peduli.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dunia perencanaan kota yang saya dekati sejak kuliah kini terasa semakin jauh. Padahal dari dulu saya sangat ingin mengembangkan profesional di bidang ini. Ingin terus sekolah dan berkarya di bidang ini. Namun kudapati diriku malah fokus dibidang berbeda dan menikmati berada di dunia itu.