Di dalam jiwa dan pikiranku ada kidung yang tak mampu mengalir seperti ketika jari-jariku menari di atas keyboard, ia hanya dapat menganggu dan mengetuk-ngetuk kesadaranku. Ia menggugah, membuncah dan lamat-lamat menjadi bongkohan gelisah yang menyesakkan dan hampir menyesatkan.
Di luar sana, hujan terdengar memandikan bumi, ia terus mengguyur, menghasilkan suara yang begitu khas. Dinginpun menyelimutiku. Padu hujan bersama angin bersenandung indah di tengah keheningan malam.
Ketika orang lain di rumah ini telah asyik bercanda dengan bantal guling dan mimpi-mimpi indah mereka, aku masih duduk di depan monitor, mencari jawaban atas banyak pertanyaan yang menggeliat liar di kepalaku. Berulang kali kupaksakan mataku terpejam tetapi tak jua ia mampu membawaku untuk larut bersama mimpi. Lelap terkalahkan pencarian jalan keluar dari gelap. Hingga aku pun kembali bangkit dan mencari harap.
Dan sekali lagi kutumpahkan luapan gelisah disini. Berjuang mendapatkan jalan keluar tanpa harus berbelok dan berlari. Menyadari bahwa semua harus dihadapi. Namun bersamaan dengan itu aku mengakui, bahwa aku telah terkunci dalam ruangan yang telah ku bangun sendiri.
apa gerangan yang membuatmu gelisah akhir-akhir ini?
kalau ada masalahmu, cerita saja. jgn dipendam sendiri
mana beban ta’ dek ? ini pundakku. 😛
itumi gunanya dibaut kunci duplikat
suatu waktu kita terkunci, kita tw gimana cara membuka pintu itu!
hehhehehe.. oldiest mode on
“berusaha untuk bijak”
.:merdeka:.
Awwee….anonim, kl gitu sy jg mau nitip bebanku. Bolehji to ? (maaf OOT)
aisss kyk2 sa tauk itu sapa anonim. hihihihih…:D
*numpang OOT juga