Rumah sakit, ada momok yang menakutkan kala mendengar nama tempat ini. Bukan rahasia lagi, aku sudah menjadi langganan tempat ini sejak kecil. Sejak keluar dari rumah sakit pertengahan tahun 2004 lalu, aku sudah meniatkan tidak akan di rawat di tempat ini lagi.
Tetapi…, malam itu smua berbeda. Sakit yang menerpaku terus melilit. Sakit yang perih dan tak tertahankan lagi. Jika saja saat itu aku diperhadapkan antara menahan sakit atau mati, mungkin aku akan memilih mati saja. Sakit perut itu betul-betul menggila, membuatku lemas tak berdaya. Jika saja aku mati saat itu, maka smuanya akan tuntas seketika. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Aku harus dirawat di rumah sakit untuk kesekian kalinya.
Ada rasa dongkol dalam hati, namun secepatnya aku sadar untuk menerima ini dengan ikhlas.
Aku bahagia, di kala penderitaan ini menggugat, begitu banyak cinta menyapa. Cinta kasih dari kedua orang tuaku yang tak pernah lelah merawat, kakakku yang kerap membagi cerita serunya, Ato yang bersedia menjadi media informasi, kk dahe` yang harus direpotkan, teman-teman pwk, mapala09 yang mengantar ke rs, anak smudama, antek, k ashari dan k wiwin dgn semangatnya, anak blogger makassar, para chatters mirc, komunitas panyingkul, benang kusut yang berwarna merah, hingga seorang bernama adi yang lebih senang dipanggil orang_utan, rela meluncur dari soppeng hanya untuk menjenguk serta lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Kunjungan, doa, sms mereka mampu malawan galau yang menghantui. Aku sungguh terharu…
Meski blm sehat betul, namun aku bersyukur sudah bisa kluar dari penjara rumah sakit yang membosankan itu dan berharap tidak akan di rawat di sana lagi. Amien