Desain Undangan

      Tak ada komentar pada Desain Undangan

Waktu tk hingga smp, saya bukanlah salah satu siswa yang diandalkan dalam urusan menggambar. Saya tidak begitu mahir menggambar dengan aliran realisme, aliran yang menurut banyak orang di lingkunganku saat itu, diakui sebagai gambar.

Beruntung saya bisa bersekolah di SMU 02 Tinggimoncong, meskipun di atas gunung, tapi sekolah ini sudah menerapkan pengembangan karakter. Setiap siswa dikembangkan menurut minat dan bakatnya.


Kebiasaan memodifikasi huruf hingga membuat layout2 ternyata sangat dihargai disini. Saya pun mulai percaya diri dengan karya2 yg saya buat.

Secara otodidak, saya belajar grafis di komputer. Mulai membuat desain sesuai dengan ciri khas saya sendiri. Konsep yg ada di kepala saya mainkan di atas mouse hingga terbentuk gambar yang saya inginkan. Termasuk header blog ini. Walaupun tidak terlalu bagus, paling tidak saya lebih bangga menggunakan hasil karya sendiri.

Bulan ini saya akan menikah. Salah satu elemen dalam suatu acara pernikahan adalah undangan. Lewat undangan, saya berharap bisa menunjukkan salah satu karya grafisku. Lumayan dari seribu undangan yang tersebar paling sedikit ada seribu orang yang melihat karya seni ku itu.

Laptop
Kenapa desainnya laptop? Saya hanya mencari sesuatu yang unik dan kreatif tapi tetap simple dan elegan. Setelah lama berpusing2 dengan corel, akhirnya saya berhenti sejenak dan memandang laptopku keseluruhan. Iseng saya membuat gambarnya hingga jadilah gambar dasar berbentuk laptop. Saya berpikir, bukankah ini menarik untuk dijadikan undangan.

Unsur-unsur lainnya pun mulai saya tambahkan. Membuat icon2 yg menarik hingga menentukan merk laptopnya. Plesetan dari vaio menjadi waio (Winarni Asrul In One).

Desktopnya pun dibuat sedemikian rupa agar ada unsur kotanya sesuai dengan background pendidikanku dan Makassar tempat kami tinggal.
Maka jadilah dua orang berpakaian khas bugis-makassar naik motor di tengah kota yang dilatarbelakangi gedung2 tinggi di Kota Makassar.

I really like my design…

Tapi seandainya bisa memilih, saya memilih lebih baik tidak ada undangan fisik. Lebih banyak menjadi sampah. Sayangnya, sebagian besar masyarakat kita masih mengandalkan undangan fisik seperti itu. Undangan berupa sms dan online kadang-kadang masih tidak dipandang sebagai undangan resmi.

Salam Kreatif… Kere tapi Aktif…

waio (Winarni Asrul In One)

 

0 thoughts on “Desain Undangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.