Review ArcMap 10

      6 Komentar pada Review ArcMap 10

Tugas pertama My 515ter sekaligus alasan mengapa saya harus memilikinya karena saya harus mengerjakan gambar peta untuk proyek yang sedang saya kerjakan sekarang. Tidak enak juga rasanya mengerjakan proyek dengan memakai laptop pinjaman dari teman. Setelah My 515ter sudah di tangan tak sabar rasanya menginstal software ArcGIS, teman setia sejak beberapa tahun terakhir dalam membuat peta. Namun entah “jendela” di laptop ini yang bermasalah atau master ArcGIS nya, software ini tak mau terinstal. Berulang kali mencoba, hasilnya tetap sama.

Saya pun menghubungi semua teman yang kira-kira memiliki master software ini, namun entah mengapa, smsku tidak terbalas dan teleponku tidak diangkat. Akhirnya saya menghubungi teman yang terakhir dan dengan cepat dia membalas smsku. Malam itu juga, saya segera ke rumahnya. Saya pun berjodoh dengan master ArcGIS 10 disana. Ah… memang terkadang benturan-benturan kecil itu yang mengantarkan kita pada sesuatu yang jauh lebih baik.

Singkat cerita, setelah menginstal ulang si “jendela” software ini akhirnya mau berjalan. Berarti jendelanya yang bermasalah. Proses instalnya jauh lebih mudah, tinggal ikuti petunjuk saja.

Pertama kali saya membuka ArcMap 10 ini, saya sempat kikuk, bingung dengan tampilan barunya. Hampir sama ketika saya pertama kali mencoba ArcMap dimana sebelumnya memakai ArcView. Tampilannya berbeda dan menurut saya lebih eye catching dibandingkan versi sebelumnya.

Perbedaan

Perubahan terlihat pada menu tab yang telah ditambah dengan Geoprocessing dan Customize.  Catalog juga sudah terintegrasi di dalam ArcMap, jadi kita tidak sulit lagi keluar untuk membuat shapefile baru, hal ini tentu menjadi sangat memudahkan dan dapat mengefesienkan waktu untuk menyelesaikan gambar. Berbagai menu yang ditampilkan berupa icon-icon menarik membuat penampilannya jauh lebih memudahkan.

Perbedaan yang paling terasa menurut saya adalah fungsi Editor yang diperbaiki sehingga makin memudahkan kita saat menggambar maupun mengedit file. Create Feature dan Attribute terletak disebelah kanan sehingga mudah dijangkau, mengganti shapefile yang akan kita edit pun jauh lebih mudah. Feature Construction akan muncul otomatis saat kita mulai membuat feature yang baru, tak seperti versi sebelumnya yang terletak di atas, ini memudahkan tetapi sekaligus membuat saya merasa kurang nyaman karena mengganggu objek gambar yang akan saya ikuti. Saat sedang mengedit, new feature ditampilkan transparan sehingga kita bisa lebih detail mengikuti peta dasar dan akan kembali pada warna aslinya setelah kita selesai mengedit.

Tampilan ArcMap 9.3

Tampilan ArcMap 10

Perbedaan-perbedaan lainnya mungkin masih sangat banyak, tapi saya belum sempat memeriksa semuanya. Tunggu saja postingan selanjutnya. Bagi yang belum instal, hmmm… sebaiknya segera mencari masternya.

6 thoughts on “Review ArcMap 10

  1. Anggit P

    Salam Kenal gan..ane newbie dalam bidang perpetaan nie gan
    Gan..ada tutorial arcgis yang indonesia ndak gan..ane baru mulai migrasi dari arcview ke arcgis nie gan..please help me ya

    salam kenal…
    saya sempat membuka kursus arc gis selama tiga periode. tapi modulnya ada di komp sy yg rusak. Nanti saya coba tanya dgn teman yang lain dulu yah, siapa tahu mereka masih menyimpan filenya

    Reply
  2. aditya

    salam kenal mbak narni (maaf klo salah panggil, saya panggil mbak ya soalnya cuma terpaut 2 bulan dan lebih tua mbak..hehe)

    mbak saya pemula juga di bidang pemetaan..bisakah saya juga meminta sedikit banyak bantuan berupa tutorial arcgisnya?
    sangat membantu sekali apabila mbak berkenan berbagi 🙂

    salam, Aditya

    salam kenal Aditya, panggil saja saya Inart 🙂 senang bisa berkenalan dengan kamu.

    Kebetulan saat ini saya sedang menyusun tutorial arcgis untuk kursus yg saya adakan. Saya akan kirim ke email kamu kalau sudah jadi. semoga bermanfaat 🙂

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.