Merasa Bersalah

      8 Komentar pada Merasa Bersalah

Dimana harus ku cari dan ku cari
Ku sudah tak mampu dan tak mampu lagi
Melihatmu terkulai tidak berdaya
Berjalan gontai dan tundukkan kepala
Kemana ku cari senyummu dan sinar yang ada di mata?

*Letto – Tak Bisa Biasa

Merasa Bersalah adalah salah satu sifatku yang membuatku selalu merasa tidak nyaman. Sifat ini mungkin berkembang karena dipengaruhi lingkungan sekitarku yang selalu menyalahkan. “Semua gara2 kamu”, “Jelas2 kamu yang salah”, dan beberapa kalimat lain yang telah akrab ditelingaku sejak kecil. Aku pernah berusaha membela diri, tetapi keadaan seringkali mematahkan semuanya, sampai akhirnya aku memilih untuk diam saja dan (terpaksa) mengakui bahwa “aku memang salah!”

Sisi positifnya, sifat ini membuatku berkembang menjadi pribadi yang cepat meminta maaf dan mudah memaafkan.

Tetapi sisi negatifnya aku berkembang menjadi pribadi yang rendah diri dan terlalu takut melakukan kesalahan. Termasuk berusaha membatasi diri dengan lingkungan sosial. Prinsipnya, semakin sedikit berhubungan dengan orang lain maka makin sedikit pula kesalahan yang akan (merasa) aku lakukan.

Akhir2 ini, sifat itu membuat keadaan semakin tidak menyenangkan. Saat mereka kembali menyalahkanku atas studi yang juga belum selesai karena aku yang tidak serius mengurusnya. Kemudian menyalahkanku atas sakit yang ku derita karena diriku sendiri yang tidak memerhatikan kesehatan dan berakibat aku tak mampu berbuat banyak.

Sepertinya, kemarin aku melakukan kesalahan lagi disebabkan penyakit pikunku yg akhir2 ini sepertinya makin parah. Atau mungkin disebabkan karena aku diminta melakukan hal yang belum biasa aku lakukan. Suatu kesalahan sama yang pernah membuatku berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Yah… Lagi2 aku salah. Bukan salah dia, mereka atau keadaan tetapi kesalahanku. Dan lagi2 membuatku merasa sangat bersalah.

Tidakkah mereka tahu, tanpa diberi tahu seperti itu, aku pun sudah cukup merasa bersalah?

Parahnya, “merasa bersalah” ini membuat sakitku terasa makin parah. Dan mereka tak pernah merasakan bagaimana sulitnya aku berjuang menahan rasa sakit itu.

Keadaan ini membuatku lelah, sangat lelah, bahkan hampir menghabiskan kesabaranku. Membuatku berpikir menyerah untuk berjuang dan mengakhiri saja semuanya dengan segera.

Merasa bersalah membuatku kembali berjalan gontai, menundukkan kepala, tak mampu menyunggingkan senyuman, dan tidak lagi memancarkan sinar dimata.

Aku (merasa) bersalah dan aku lelah!!!

8 thoughts on “Merasa Bersalah

  1. iLLa poreper`

    what’s goin on dek? Ada masalah apa?
    Apapun itu, jangan terlalu lama berlarut2 dalam perasaan bersalah itu.
    Kalo memang punya alasan untuk terhindar dari perasaan itu, utarakan saja. Jangan sampai sakit gegara ini. Keep on!

    Reply
    1. lintang

      kamu nggak sendiri.sama aku juga,bahkan aku parah.aku sampai tidak mengenali diri karena perasaan bersalah yang terus menerus menyiksaku.aku berusaha keluar dari rasa bersalahku dan terjun ke lingkungan,terus mencoba bersosialisasi.tapi aku tegang sekali,aku sangat tegang meskipun orang melihat aku tersenyum,aku lucu atau apapun.aku sampai tidak mengenali emosiku.apa emosi yang harus kukeluarkan pada orang lain.aku seperti fobia manusia. tapi itu tidak berlaku di keluargaku.di keluarga aku bisa merasa sangat nyaman,aman,dan benar2 jadi diriku sendiri,apa adanya.tapi sama sekali tidak jika aku berhubungan dengan orang lain selain ibu,bapak,dan adikku.aku tidak pernah jadi diriku sendiri,selama 14 tahun!!!bayangkan,,.usiaku sekarang 17 tahun.aku tidak bisa mengeluarkan potensi apapun kalau begini.karena tidak pernah jadi diriku sendiri dan tidak tahu bagaimana rasanya aman ketika bersama orang lain.aku lelah.aku lelah.aku sangat capek!!tidakkah kau ingin keluar dari perasaan bersalah yang membuat seseorang tidak bisa menjadi dirinya sendiri?bayangkan,hidup selama ini dihabiskan karena tidak mengenali diri!!aku ingin sembuh,aku ingin keluar dari rasaku ini..aku pernah mencoba dihipnoterapi tapi tetap belum sembuh..mari kita cari cara agar keluar dari penyakit ini.kalau mau hubungi aku silahkan di:ntang_dekker@yahoo.co.id

      Reply
  2. noname

    ya.. aku juga sama dengan lintang//////
    mari kita bikin semangat diri : yang timbul dari diri sendiri… ok !!^_^
    aku juga sama seperti kamu.. pernah seperti itu.. sekarang umurku 21 tahun lho…
    tapi kita musti ingat lho… sebenarnya ketika kita remaja hingga dewasa awal
    , yakni ketika kita masih mencari jati diri kita.. who am I? (hehe).. sebenarnya ALLAH SWT menuntun kita dalam pencarian jati diri ini…
    yaitu khan ketika kita remaja, psikis dan fisik kita khan sedang matang2nya.. hehe.. begitu juga dengan aqal kita… ya kalau dalam islam dikenal dengan istilah BALIGH (yaitu, beban taklif sudah ALLAH berikan pada kita, artinya kita sudah bertanggung jawab dengan keislaman kita)
    nah, pada waktu itu, justru masalah semakin bermunculan, seperti ingin eksis, atau mulai ada perasaan menyukai lawan jenis, hehe. semua itu muncul dari potensi kita sebagai manusia yaitu aqal, naluri, dan kebutuhan jasmani. nah,, ALLAH menuntun kita dengan mengajak kita mengoptimalkan potensi kita sebagai manusia, salah satunya aqal kita.
    oleh karena itu, pada waktu itu kita merasa mempunyai ego tinggi, dan merasa diri bisa menyelesaikan permasalahan tanpa bantuan orang lain (ortu), karena kita mulai berpikir luas hingga pada kehidupan masa depan kita.
    kita mulai merasa bertanggung jawab terhadap masa depan kita sendiri. di sisi lain , kita merasa belum mempunyai kemampuan untuk bertarung di laga kehidupan nanti/ di masyarakat…
    makanya kita labil pada masa itu…
    labil sekali… hehe.
    nah..ALLAH menuntun kita untuk mengenali diri kita, dengan memberikan solusi-solusi…
    pertama kali kita akan diajak pada wilayah keimanan
    kita akan diajak untuk berfikir ciptaanNYA..hal ini akan berlangsung secara alami.. karena aqal kita udah mulai sempurna..
    hingga kita akan menemui kesimpulan bahwa ALLAH benar benar ada
    . lalu kita akan diajak pada syari’atNYA.
    yaitu syari’at islam.yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan kita.

    nah akhirnya,, kita akan menemukan jati diri kita

    bukan menurut hawa nafsu kita.. tapi benar benar petunjuk ALLAH

    maka …kita akan sampai pada kesimpulan,….
    bahwa kita adalah ‘ABDULLAH… (hamba ALLAH/ ciptaan ALLAH)
    namun, tidak sekedar ciptaan ALLAH saja..tapi
    kita adalah makhluk yang berada pada level tertinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena kita mempunyai aqal..
    namun, tetap kita harus menggunakan aqal ini berdasarkan petunjuk ALLAH agar kita tidak tersesat….
    nah begitu lah

    jadi kalo ada pertanyaan:
    Who Are You? atau Who am I?

    maka jawablah… I am a moslem…I am ‘Abdullah

    Reply
  3. xxx

    jangan sedih… masih banyak orang yang seperti kamu.
    jadi semangat jalani hidup ya, percaya diri saja. kalau kamu tidak salah, kenapa merasa bersalah. lagi pula suatu kesalahan nggak usah terlalu dibawa serius, ntar itu akan jadi beban pikiranmu. kamu harus tanamkan di hatimu bahwa ” yang berlalu harus berlalu!”, ok?
    yang berlalu harus ada penyelesaiannya… 🙂

    Reply
  4. arfa

    qt sma aq jga mrsa brslah sm org tuaku…….
    aq mrsa trkucilkan
    mrsa sndri
    bahkan terkadang aku juga ingin meng akhiri hdup q

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.