Kelak

      Tak ada komentar pada Kelak

Pintu itu akhirnya terbuka lagi
Setelah pernah lama terkunci
Tanpa diketuk, tanpa permisi
Dia bersemayam disini

Sepertinya aku terlampau buana
Memikirkannya membuatku terpana
Menghadirkan rasa yang tidak sederhana

Kelak….
Tangan ini ingin menggenggam dan digenggam tangannya
Bahu ini ingin menjadi sandaran resahnya
Jiwa ini ingin menjadi penyemangat hidupnya
Hati ini ingin mengerti hatinya
Selamanya…

Namun semua masih menjadi harapan
Berharap berjumpa dengannya di pelaminan

————————————————-

Gegara tidur lebih cepat dan terbangun, lewat jam 12 malam masih melek. Sedangkan jam segini anehnya sering kambuh. Sekarang malah heran sendiri kenapa bisa menulis puisi di atas. Hehehe

0 thoughts on “Kelak

  1. safwancanne

    eng..ing..eng..yg sedang tiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttttttt Na bilang Allah berdo’alah kepadaku sesungguhnya Aku akan mengabulkannya. Smg sgla keinginannya terwujud..Amin..

    Reply
  2. tetangga

    wow!!!
    ngngng… :mwkomentapitidaktaumwbilangapa:

    begini sahaja, sy pernah dengar dan baca
    kalo katanya doa dan takdir itu akan senantiasa bertarung di langit
    maka, disitulah letak kekuatan doa kita.

    Teruslah berdoa, semoga yg terbaik diberikan-Nya buat kalian
    Sungguh, Dia tak pernah menyia2kan hamba-Nya

    jujur, sy termasuk orang yg berharap banyak untukmu dan dia, dek…:)
    keep on!!!

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.