Hentikan

      Tak ada komentar pada Hentikan

Aku membenci kecemasan ini. Ingin kupadamkan gejolak ini. Hentikan. Hapuskan. Sungguh, aku membenci keadaan seperti ini. Saat aku membuka mata yang kulihat hanya peperangan. Saat aku mencoba mendengar yang kudengar hanya dentum gendang peperangan. Entah sejak kapan ini bermula, aku tidak menyadarinya.

Aku pernah mencoba menjadi seorang petarung yang baik. Aku pernah mencoba menjadi pejuang yang tangguh. Tetapi lawan kali ini membuatku hampir kalah. Dia terus mengajakku berperang dan dengan sombongnya memperlihatkan adidaya yang membuat sungguh tak berdaya.

Entah siapa namanya, jiwa, hati, diri sendiri, ataukah perasaan. Aku tak tahu dan tak mau tahu tentang musuhku kali ini. Dan disinilah letak kelemahanku. Aku kalah dalam menyusun strategi perang. Sebagai musuhnya, ia sangat mengenal diriku, kekuatanku hingga kelemahanku. Ia mengenal medan tempat kami bertarung dan ia paham betul dimana letak kekuatannya dan kelemahannya. Sempurna.

Sedangkan aku, seakan tak mengenal siapa diriku saat ini. Mengapa dia harus mengajakku masuk ke dalam ring. Dan tempat apa ini, mengapa kami harus berhadapan disini?

Ia membuatku tak karuan. Ia membuatku gamang.

Aku mencoba bertahan dan melawan, tetapi perlawanan itu hanya membuatku semakin melemah.

Kadang aku berpikir untuk mengalah dan membiarkan ia menguasaiku tetapi rupanya pertarungan tak hanya sampai disitu. Ada musuh-musuh lain yang juga terus menantang.

Hari ini aku telah lelah…sangat lelah dan sungguh telah letih menghadapi petarungan ini. Tetapi aku tidak ingin berhenti dan melihat ia mengenggam tropi kemenangannya. Aku masih ingin terus meregusnya, memusnahkannya, menghancurkannya, dan tentu saja mengalahkannya.

Dan…. pertarungan itupun masih terus berlanjut …………………… entah sampai kapan.

Apakah “dia” juga musuhmu???

0 thoughts on “Hentikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.