Kajang

      Tak ada komentar pada Kajang

kajang-bulukumba

Letak Kecamatan Kajang di Kabupaten Bulukumba

Setelah menginvetaris kembali catatan-catatan tahun 2008, rupanya perjalanan survei ke Bulukumba tiga bulan terakhir masih menyisakan hal-hal yang belum sempat saya ceritakan. Beberapa catatan diantaranya mengisahkan tentang satu objek yakni Kajang. Meskipun catatan kecil ini hadir dari akumulasi dari percakapan seadanya dengan beberapa orang saat saya berada di penginapan, di jalan, di pasar, di pantai atau tempat lainnya ketika di Bulukumba tetapi mudah-mudahan ini menjadi bahan informasi untuk mencari informasi selanjutnya.

Legenda nama Kajang
Cerita turun menurun mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala, satu rombongan berperahu besar berlabuh di daerah tersebut. Konon, perahu tersebut berasal dari Luwu. Di atas perahu tersebut terdapat seorang wanita berparas cantik bernama Datuk Manila, putri Datuk Luwu yang telah dilepaskan di Luwu beserta berpuluh-puluh pengawalnya disertai dengan perlengkapan yang banyak serta alat bunyi-bunyian atau hiburan.

Ketika berlabuh di pinggir pantai daerah Balukang, yang sekarang menjadi pelabuhan Kassi di Kajang, rombongan tersebut mengadakan pesta dengan mempersembahkan hiburan menggunakan alat musik yang mereka bawa. Mendengar bunyi-bunyian tersebut, masyarakat di sekitar pantai pun datang menyaksikannya dan dilihatnya ada seorang wanita cantik dalam perahu yang bertenda itu.

Berita kecantikan paras Datuk Manila sampai ke telinga kepala Adat dan Labbiria (Karaeng). Kepala Adat dan Karaeng pun segera datang melihat wanita cantik yang dikabarkan tersebut. Kecantikan Datuk Manila rupanya membuat karaeng tertarik untuk mengawininya. Tak lama kemudian, disuruhnya Galla Puto sebagai duta untuk melamar Datuk Manila dengan persembahan uang yang banyak sebagai mas kawinnya. Sayang, lamaran Labbiria (Karaeng) ditolak dengan alasan bahwa Datuk Manila beserta pengawalnya memiliki uang yang cukup banyak.

Setelah lamaran Labbiria ditolak seorang Galla dengan semangat besar mencoba melamar dengan persembahan kerbau yang banyak, tetapi persembahan tersebut pun ditolak dengan alasan mereka juga memiliki kerbau yang banyak.

Akhirnya, untuk kedua kalinya Galla Puto datang untuk melamar. Tetapi kali ini Galla Puto melamar Datuk Manila untuk dirinya sendiri. Galla Puto menyodorkan sepetak tanah sebagai mas kawin. Setelah Datuk Manila beserta rombongannya mempertimbangkan, maka diterimalah lamaran Galla Puto itu dengan alasan bahwa mereka adalah satu rombongan yang memerlukan tempat tinggal. Maka menikahlah Galla Puto dan Datuk Manila tanpa izin dari Karaeng dan adat.
Mengetahui hal ini, Karaeng dan adat marah. Sebagai ganjaran Galla Puto diberikan hukuman untuk menyerahkan empat puluh orang untuk menjadi bawahan kepadanya. Datuk Manila bersama suaminya tidak merasa keberatan dan ia segera menyerahkan pengawalnya sebanyak empat puluh orang.

Pada suatu ketika, adat hendak mengadakan pertemuan. Pada pertemuan adat tersebut mereka memerlukan alat bernaung berupa tenda. Mereka pun meminjam tenda milik Datuk Manila yang pernah dipakai dalam perahunya dulu, tenda ini bernama Kajang. Ketika acara berlangsung tiba-tiba saja angin berhembus begitu kencang hingga menerbangkan Kajang milik Datuk Manila hingga lenyap dan tidak dapat ditemukan lagi.

Datuk Manila marah atas kehilangan Kajang tersebut, ia keberatan dan meminta ganti rugi. Setelah melakukan rapat, adat pun memutuskan untuk membayar kehilangan Kajang dengan sebidang tanah. Maka tanah pengganti itu dan sekitarnya dinamakanlah Kajang.

Ammatoa
Ammatoa berasal dari dua kata yakni Amma yang berarti Bapak dan Toa yang berarti tua. Jadi secara harfiah ammatoa berarti bapak yang tua. Tetapi masyarakat Kajang memaknai ammatoa sebagai orang yang dituakan bukan karena usianya tetapi dituakan karena mempunyai kelebihan-kelebihan terutama dalam soal meramalkan kejadian-kejadian yang akan terjadi serta memiliki persyaratan-persyaratan tertentu yang diperlukan oleh masyarakat yang dipimpinnya. Dalam pemahaman tersebut ammatoa adalah orang yang mempunyai pandangan yang luas serta pengetahuan yang banyak dengan petimbangan yang penuh kebijaksanaan, sehingga ia dihormati, disayangi dan dipatuhi perintahnya.

Adapun Ammatoa menurut Pasang ri Kajang, beliau datang dengan tiba-tiba bersama istrinya ke tempat tersebut. Beliau ini lebih pintar dari penduduk setempat baik dari segi memimpin maupun dari segi bercocok tanam dan lain-lain. Oleh sebab itu penduduk setempat menganggapnya manurung dan dijadikan pemimpin mereka dan dianggapnya ayah atau Amma.

Pattope Lekleng
Salah satu hal yang membuat saya penasaran adalah penggunaan warna hitam sebagai identitas masyarakat Kajang atau yang mereka sebut dengan Pattope Lekleng. Warna hitam sebagai pakaian adat masyarakat tersebut masih dipertahankan hingga sekarang dengan berbagai alasan Sebagai selingan survei saat di Bulukumba, saya pun mencoba untuk mencari tahu makna warna hitam dalam masyarakat tersebut. Beberapa alasan yang saya dapatkan ialah:
1. Karena hal tersebut tercantum dalam Pasang dengan anggapan bahwa yang pertama-tama muncul di dunia ini adalah warna hitam. Ini terlihat pada saat kelahiran manusia dimana yang pertama muncul adalah kepala manusia yang berwarna hitam.
2. Karena manusia di dunia ini selalu merasa kekurangan, serba tidak puas, serba sibuk mengurus kehidupannya, maka lambang kesusahan tersebuat adalah warna gelap atau hitam.
3. Bahwa pada suatu saat nanti akan diadakan rapat massal dimana pada waktu itu yang dibolehkan mengikuti rapat hanya orang yang berpakaian hitam.

Catatan kecil ini membuat saya makin penasaran untuk mencari hal-hal lain yang terkait dengan wilayah ini. Mudah-mudahan proyek pemetaan Kabupaten Bulukumba tahun ini bisa terlaksana kembali agar peta di atas bisa lebih lengkap, tentu dengan kepala dinas tata ruang yang berbeda dari sebelumnya. Hehehe…

0 thoughts on “Kajang

  1. rudi

    maaf mas!, saya rudi saya anak kajang, dan walaupun saya tinggal di kota tapi saya sering mendebgar cerita kajang dari orang tua saya, yang asli orang kajang dan cerita di atas itu sangat tidak pas dan salah besar, jika ingin tau lebih banyak datang dan menanyakan asal usul itu lansung kepada orang kajang dalam (kajang hitam).
    dan jika anda mendengarkan cerita yang asli pasti akan terkesimah dan antara percaya & tak percaya, dan saya pun masih mengali lebih jauh tentang kajang karna di sana banyak sesuatu yang bisah di ambil sebagai conto untuk kehidupan terimah kasih

    terima kasih komentarx… pertama: saya bukan mas, karena bukan orang jawa dan bukan laki-laki.

    Hmm.. cerita di atas saya ambil dari berbagai sumber ketika jalan2 di Bulukumba tahun lalu, beberapa cerita hanya hikayat yang diceritak turun menurun.
    Saya sdh lama merencanakan jalan2 kesana… kamu mau kan temani saya???

    salam kenal

    Reply
    1. Andi TenriPali, S.Pd

      Nama saya Andi tenripali,S.Pd. saya adalah anak kajang, sekaligus cucu dari karaeng kajang, menurut orang tua saya cerita diatas tidak sesuai dg apa yang pernah diceritakannya, menurutnya nama kajang itu diambil dari suatu tempat ketinggian sebagai tempat pelantikan para karaeng kajang, tempat ketinggian itu dinamai dg kajang-kajang. sampai sekarang pun orang kajang mengetahui tempat tersebut…………

      terima kasih informasinya

      Reply
  2. Isam

    saya mau minta bantuan aja di mana letaknya kab herlang? saya ingin menemui kekasih saya disana. makasi

    kabupaten herlang? atw kec herlang?
    klo kecamatan herlang ada di kabupaten bulukumba, tp klo kab herlang saya tidak tau

    Reply
  3. heldawatikencana

    aku mau ke kajang nich tanggal 25 pebruari 2010 ayo bareng supaya bisa liput kampung amatoa, dan berkenalan dengan Amatoa yang sangat ramah

    Reply
  4. asri

    asal warna hitam 2 gni…..hitam melambangkan alam kubur yang gelap dan untuk mengingatkan kita bahwa jangan terlalu taksub dgn dunia yang terang tapi menyesatkan…….hitam akan sllu mengingatkan kita dengan dunia gelap selepas terang.itu penjelasan ayah saya yang asli sapiri.tho kajang asli

    Reply
  5. rurul

    saya orang herlang tapi saya punya sedikit pamahaman tentang kajang yang di mna tempat tersebut nda bisa terlalu di publikasikan,.,,karna saat ini sudah banyak kejadiaan kejadian yg menimpah tanah tersebut yang disebabkan adanya pelanggaran2 pasang,karna sudah banyaknya orang-orang dalam yang terkontaminasi dengan dengan hal-hal modern yang di bawa dari orang luar,.,dan tentunya kita semua tidak mau kalau adat tersebut lama kelamaan akan hilang…thanks

    Reply
  6. Sain sajuang

    kajang berasal dari kata koajang..sejenis burung enggang yang besar, burung inilah yang dipercaya pembawa manusia pertama dikajang, sanrolohe yang akhirnya bergelar Ammatoa, ammatoa inilah yang melahirkan adat dan melahirkan Karaeng dan pemerintahan dikajang. Karaeng (raja) pertama dikajang bernama “Karaeng Tappau” dan saat ini sudah 37 Karaeng yang dilantik oleh Ammatoa. terakhir pelantikan Andi Buyung Saputra (Camat Kajang saat ini) sebagai Labbiria Karaeng Kajang ke-37 tanggal 15 Februari 2014, merupakan cucu Karaeng Jama Dg.Sitakka Karaeng Kajang ke 18, garis keturunan berlaku dalam penetapan Karaeng, sedangkan Ammatoa dipilih oleh alam berdasarkan ritual “Pangganro ri Tu Rie’ A’Ra’na (memohon petunjuk pada Tuhan)

    sekedar refrensi untuk kita semua, kajang merupakan wilayah adat yang pemimpin Adat tertingginya Ammatoa, Pemimpin Pemerintahannya Adalah Labbiria Karaeng Kajang dibantu Moncong buloa dan Sullehatang. masing2 memiliki kewenangan yang berbeda “Appa ri ada’a, Appa solo ri karaeng (empat wewenag adat, empat pula wewenang pemerintah. walaupun demikian karaeng dan Ammatoa tdk pernah saling mempermalukan dalam keputusan.

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.