Dia Datang

      Tak ada komentar pada Dia Datang

Entah mimpi apa semalam, atau entah apa yang terjadi saat saya terbangun tadi. Tiba-tiba saja namamu menganggu hariku, kau seakan hadir kembali dalam relung pikir dan hatiku.
Kenapa rindu ini tiba-tiba mengalun kembali, begitu merdu dan kadang menyayat, begitu pilu tapi kadang membuatku tersenyum. Kehadiranmu menghujamku dengan ribuan tanya, mendesakku dengan ribuan rasa, merangkulku dengan ribuan kisah. How can? Apakah kau juga mengingatku disana? Aku rasa tidak!

Buku-buku yang sudah ku susun rapi di meja kerjaku, sebelum pulang dari kantor kemarin, hanya teronggok begitu saja melihatku. Berulang kali aku membuka dan membacanya namun pikiranku terganggu namamu. Aku berusaha menghindar dan berkonsentrasi tetapi lagi-lagi kau memenangkan pertarungan, kau berhasil menggeser proposal yang sedang ku kerjakan, kau menguasai labirin pikirku dengan menawarkan kenangan.

Segera kugerakkan tanganku untuk berselancar di kanal maya. Pada tante google ku tanyakan namamu. Mesin pencari itu pun menyajikan data-data yang berkaitan denganmu. Sebuah tulisan di blogku beberapa tahun lalu menjadi urutan pertama, aku membacanya dan mencoba menggali kenangan itu. Aku teringat beberapa minggu lalu saat bertemu dengan teman SMA ku di Mall Panakukang, mereka menanyakan tentangmu, tentang kisah kita yang tidak biasa, namun aku hanya mencoba menyajikan senyum dan membawa mereka untuk membicarakan hal lainnya.

Dulu kau berhasil menyibak segala tabir traumatik yang membuatku beku akan cinta, kau berhasil membuka hatiku yang tertutup oleh rasa, dan kau berhasil membuatku yang minim akan kepercayaan menjadi sangat terbuka padamu, meski hanya melalui sebuah media. Namun bukankah itu hanya masa lalu? Yah… itu hanya masa lalu, yang mungkin tak lagi kau ingat.

Dari kanal maya pun aku menemukan sebuah tulisan di salah satu blog, berisi ucapan terima kasihmu. Ah… akhirnya aku tahu kau sudah menjadi seorang dokter disana. Aku pun menemukan alamat friendster dan facebookmu, dan aku yakin itu kamu. Tapi aku hanya melihat halaman-halaman itu dan tidak tergerak untuk menambahmu menjadi temanku.

Hmm… sepertinya gym yang kau jalani sejak kita berkenalan dulu telah berhasil, badanmu terlihat sangat atletis. Mengapa tak ada satupun foto yang memperlihatkan kau sedang bernyanyi? Apakah kau tak lagi bermain band? Tahu tidak, setiap aku mendengar lagu SID, pasti mengingatmu.

Oh ya satu hal yang paling membuatku merindukanmu adalah caramu memanggilku, β€œWin”, sama dengan cara bosku memanggilku.

Ben, kau adalah sebuah bab dalam kumpulan kisahku, dan ijinkanlah aku untuk kembali menulis pada lembaran-lembaran bab itu, hanya untuk meredakan gejolak di jiwaku yang tiba-tiba berkecamuk. Aku tidak bermaksud menganggumu, apalagi untuk membuat cinta kita yang dulu bersemi kembali, tidak, bukan itu. Tapi karena setiap aku mengingatmu, aku sedang dihadapkan pada seberkas harapan yang terbentang di depanku…

0 thoughts on “Dia Datang

  1. pemerhati temanku

    Yang lama masih bersinar. yg kurang lama mungkin sdh terlihat usang, dan yg baru barangkali sdh tak terlihat sama sekali

    maksudnya???

    Reply
  2. arhyen

    win ma ben mi di”??
    kukira masih antara fitri dan farel πŸ˜›

    win ma ben itu masa lalu, sebelum masehi… wkwkw…
    fitri dan farel??? hmmm habis mi sinetronnya bela

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.