Penikmat Subuh

      2 Komentar pada Penikmat Subuh

Ada yang berbeda dengan takbir yang merembes subuh ini
Semakin menyayat ketika tahmid pun mulai bersemai
Aku mencoba menyelam kedalam puisi-puisi
Namun semakin aku selami
Semakin aku tertatih dan lunglai
Perih di setiap sel terasa menari-nari
Sukma terasa tertusuk belati
Dan tanpa kusadari airmatapun berderai

Berapa jauh jalan yang telah kujalani?
Berapa banyak waktu yang aku miliki?
Berapa banyak cita-citaku yang telah tercapai?
Berapa banyak yang telah kuraih?

Tapi selalu saja buatku tidak berarti
Tapi selalu saja tak disyukuri
Malah menggerutu dan mencaci

Meledaklah letup api
Bersama jumawa yang sering menghantui
Kontras dengan sejuknya pagi
Dan mengalir deraslah derai

Kembali kukumpulkan gairah yang terberai
Ketika kiblat menyentuh dahi
Menyiapkan diri
Kembali mengejar mentari

2 thoughts on “Penikmat Subuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.