Pimpro

      Tak ada komentar pada Pimpro

Diterima kerja dan langsung diberi tanggung jawab menjadi kordinator lapangan, atau Pak Taufan membahasakannya sebagai pimpro, sempat membuat saya kikuk. Antara percaya dan tidak! Mahasiswa seperti saya, tahu apa? Tanggung jawab yang dititipkan rekTI tersebut, jika dipikir-pikir, rasanya berat di pundak. Tetapi keadaan ini jugalah yang membuat saya bisa belajar lebih banyak. Tidak usah berpikir yang tak perlu, tetapi mulailah untuk bekerja.

Sejak menjadi penanggung jawab proyek Bulukumba, saya pun lebih banyak membaca tentang teori-teori perencanaan dan manajemen kota, membaca dan memahami peraturan-peraturan yang terkait, hingga mempertajam keterampilanku dalam menjalankan software ArcGIS.
“Meskipun kamu mahasiswa, kamu harus percaya diri dan yakin dengan pengetahuan dan kemampuanmu.” Begitulah Kak Arham, bosnya rekTI, selalu mengingatkanku.

Yah, saya yakin saya bisa menjalankan proyek ini dengan baik. Saya yakin dengan kemampuan saya. Energi positif yang dikirimkan kak Arham harus saya manfaatkan dan menjadi energi baru. Dan saya harus paham, bahwa proyek ini merupakan titik awal karirku ke depan.

Satu hal yang masih menjanggal pikiranku saat ini. Mengapa Kak Arham mau mengajak saya kerja di perusahaannya? Mengapa beliau tidak mencari teman saya yang notabene telah memiliki gelar dibelakang nama? Atau ada sesuatu yang dilihat kak Arham dari saya? Entahlah.

0 thoughts on “Pimpro

  1. Labaco'

    Sebuah awal yang bagus, artinya perusahaan melihat kamu itu special. pertahankan dan tingkatkan, jangan sia-sia kan kepercayaan itu. Sukses Selalu nart. K-O-F-T-T-E. he09x

    Reply
  2. yen

    yo tawwa… tdi jalan bareng beberapa staffna reKti(nu tw ji pasti) na bilang korlap u/proyek bulkum!!!

    semangat nart!!
    tenang mko sj k’ itu bosnu ada mi beng istrina!!

    hahhahahhaha

    -merdeka-

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.